MARI KITA BANGUN BANGSA INDONESIA
Bagaimana kita mampu mempertahankan dan melestarikan segala peninggalan leluhur kita yang sifatnya sangatlah arif bijak lebih maju dan budi pekertinya tinggi sekali pada era zaman globalisasi ini, yang tujuannya asalah menghapus identitsa lokal kita?
Jawabannya adalah harus ada langkah kongret dari segala element negara dan bangsa untuk membentuk dan membangun, malah malah juga mengembangkan karakter generasi yang sudah
Seperti kata bung karno dalam HUT RI TAHUN 1966
jiwa kita yang sedalam-dalamnya, maka pokok inti sari mandat..!” Bung Karno berteriak lagi dan kembali mengulang kata-kata itu satu per satu dengan lebih berapi-api: “pokok… inti… sari… mandat, yang saya terima dari MPRS ialah ... membangun bangsa !!, nation building !!, dari kemerosotan zaman kolonial, untuk dijadikan suatu bangsa yang berjiwa !!, yang dapat dan mampu menghadapi semua tantangan..., atau bangsa yang merdeka !! dalam abad ke-20 ini !! Itulah inti sari pokok dari mandat MPRS kepada saya !!!,” lagi-lagi diucapkan dengan lebih keras dan hampir berteriak sambil memukul-mukulkan telapak tangan kanannya pada kertas yang dipegang di tangan kirinya.
Bung Karno melanjutkan, “Sesungguh nya toh..., bahwa membangun suatu negara !, membangun ekonomi !, membangun teknik !, membangun pertahanan...!!, adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya ..!, mem-ba-ngun jiwa bangsa !!!,” pada bagian ini ia benar-benar sudah berteriak.
“Bukankah demikian ??? Sekali lagi, bukankah demikian ??!!!,” teriaknya.
“Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa !!! yang besar !!! tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya. Inilah perlunya..., sekali lagi MUTLAK perlunya! nation and character building!”
Untuk menggapai itu semua harus ada sumber sumber dari indonesia yang ditanamkan disalam setiap kegiatan apapapun, contoh; dulu ketika pada tahun 1970 sampai 1990an, setiap anak yang akan memasuki kelas disekolah selalu berbuat perbuatan yang sangat luhur, mereka salim kepada guru lalu menyanyikan indonesia raya lagu membaca pancasila yang disambung dengan mencium sang saka MERAH PUTIH.
Kalau sekarang mungkin jarang saya temui perbuatan yang sangat luhur seperti dulu.
Mungkin itu efek generasi yang disebut "MILENIAL" yang tidak seperti generasi 70 sampai 90.
Oke, bisa dikatakan bahwa generasi lebih pintar dan lebih mudah untuk mendapatkan suatu pengetahuan dan informasi yang sifatnya universal, tapi juga perlu dilihat, antara prilaku generasi sekarang dan generasi dulu yang sangat berbeda. Terutama didalam nilai keluhuran keluhuran lokal yang dibangun oleh nenek moyang bangsa indonesia.
Seperti kata bung karno yang masih di dalam forum HUT RI 1966
“PancaSila!!!, Panca Ajimat!!! Tri Sakti !!! Harus kita pertahankan terus!!! Malah harus kita pertumbuhkan terus!!!"
Sekarang banyak sekali kemerosotan di indonesia, terutama diera globalisasi, era penghapusan identitas lokal yang seolah olah dibiarkan oleh pemerintah dan kaum intelektual.
Maka untuk mengatasi kemerosotan tersebut harus ada tidakan konkret dan progresif Terutama kaum intelektuil, bangsawan, negarawan, mahasiswa dan para kiyai ataupun santri serta seluruh element bangsa ini untuk mengumpulkan seluruh warisan dan tinggalan leluhur bangsa kita dan menerapkan pada seluruh masyarakat dan generasi negeri yang akan tumbuh negara indonesia
0 komentar:
Posting Komentar