Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *


  • Kesemestaan

    “Allah masih mencintai anda jika masih banyak cobaan dan tantangan hidup yang datang menghampiri anda. Allah percaya bahwa anda mampu melaluinya, maka jagalah kepercayaan itu”

  • Soul, Heart, Mind

    “Realitas kehidupan Anda adalah deskripsi dari jiwa dan pikiran anda”

  • Traveler

    “Pergilah sejauh mungkin dan ketika anda tiba di sana anda akan melihat lebih jauh lagi”

Jumat, 11 Oktober 2019

Kakean Ngenet

#FYI #sains #tekno #internet #candu

KECANDUAN INFORMASI

Apakah Anda sering mengecek ponsel atau sekadar menjelajah internet tanpa tujuan karena tidak tahu apa yang harus dilihat? Hal ini ternyata dapat dijelaskan secara ilmiah dan hasil laporannya telah terbit di jurnal PNAS.

Para ilmuwan dari Hass School of Business UC Berkeley yang terlibat dalam riset menjelaskan, kebiasaan ini dilakukakan karena otak manusia membutuhkan pengetahuan, entah apakahinformasi itu penting atau tidak.

Menurut mereka, informasi dapat dapat merangsang sistem penghargaan dopamin manusia. Ini sama seperti yang terjadi bila kita mengonsumsi junk food, minuman beralkohol, atau mendapat uang.

Dopamin adalah salah satu zat kimia di otak (neurotransmiter) yang berperan mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi kesenangan dan rasa sakit. Dopamin memegang peranan penting dalam banyak fungsi tubuh manusia.

"Bagi otak, informasi ibarat hadiah. Terlepas dari informasi itu bermanfaat atau tidak," kata penulis penelitian dan ahli neuroekonomi Ming Hsu, dilansir MNN, Sabtu (5/10/2019).

"Ini sama seperti otak kita yang menyukai kalori kosong dari junk food. Otak dapat menilai informasi yang membuat kita merasa lebih baik, meski informasi tersebut tak bermanfaat. Kalau orang bilang, rasa ingin tahu yang tidak berguna," imbuh Ming Hsu.

Memahami saraf rasa ingin tahu

Ming Hsu dan timnya meneliti hal ini karena mereka penasaran akan rasa ingin tahu itu sendiri.

"Penelitian kami mencoba menjawab dua pertanyaan. Pertama, dapatkah kita mencocokkan pandangan ekonomi dan psikologis tentang rasa ingin tahu, atau kenapa orang mencari informasi? Kedua, seperti apa rasa ingin tahu di dalam otak?" ujar Hsu.

Banyak ahli ekonomi menganggap keingintahuan berorientasi pada tujuan konkret. Dengan kata lain, keingintahuan membantu manusia untuk membuat keputusan yang menguntungkan.

Sementara dari pandangan psikolog, rasa ingin tahu berfungsi untuk memenuhi keinginan diri, yakni mengetahui suatu hal.

Terlepas dari kedua pandangan tentang rasa ingin tahu di atas, Hsu dan tim memilih melihat bagaimana saraf rasa ingin tahu bekerja.

Mereka mengumpulkan sejumlah peserta penelitian untuk bermain judi. Selagi responden bermain judi, para ahli memindai otak mereka.

Dalam permainan tersebut, para peserta diminta membuat keputusan untuk mengeluarkan uang seberapa banyak demi mendapat informasi peluang menang.

Dalam beberapa kasus, informasi itu sebenarnya berharga, dan dalam kasus lain, ada yang menganggap informasi itu tidak begitu berharga.

Namun studi menunjukkan, peserta mencari informasi berdasarkan manfaat dan antisipasi dari manfaatnya.

Maksudnya, meski sebagian besar pilihan didasarkan pada berapa banyak uang yang bisa dimenangkan oleh mereka jika mengetahu informasi yang ditawarkan, tetapi banyak peserta memilih untuk melihat informasi terlepas dari target uang yang dimenangkan tersebut.

"Mereka melakukan antisipasi yaitu memilih membayar untuk sebuah informasi untuk memperbesar peluang menangnya bagi mereka, dan antisipasi (informasi) tersebut sebagai hadiah yang lebih menyenangkan atau dianggap lebih berharga," kata Hsu.

Hubungan neuron antara informasi dan uang

Ketika pemindaian otak dianalisis, para peneliti menemukan bahwa informasi yang berkontribusi pada pengetahuan peluang menang judi berhasil mengaktifkan bagian otak yang sama yang bertanggungjawab untuk penilaian, disebut Striatum dan Ventromedical Prefrontal Cortex (VMPFC).

VMPFC merupakan area otak atau tempat sistem hadiah penghasil dopamin distimulasi. VMPFC juga merupakan tempat dopamin dilepaskan melalui pemikiran dan keinginantahuan tentang makanan, narkoba, dan uang.

Dengan memanfaatkan teknik pembelajaran mesin yang dikenal sebagai Support Vector Regression, para peneliti menemukan kode saraf yang sesuai dengan respon otak terhadap uang dan kode saraf terhadap rela membayar demi sebuah informasi dalam penelitian di atas adalah sama.

Ini berarti sejauh menyangkut apa yang ada di otak manusia, alhasil sebuah informasi dapat ditransmisikan ke dalam uang.

"Kita dapat melihat ke dalam pemikiran di otak dan memberi tahu seberapa besar seseorang itu menginginkan sepotong informasi, dan kemudian kita terjemahkan aktivitas otak itu ke dalam jumlah uang," ujarnya.

Kecanduan informasi internet

Nah, penelitian di atas berpotensi mengungkap kenapa begitu banyak orang yang terhubung ke internet dan menjadi kecanduan internet. Di mana hal ini membuat manusia terus-menerus mencari informasi di internet, terlepas dari penting atau tidak terhadap kehidupannya.

"Sama seperti junk food, ini mungkin situasi di mana mekanisme adatif yang sebelumnya dieksploitasi sekarang, karena kita memiliki akses yang belum pernah terjadi sebelumnya ke keinginantahuan yang baru," ucapnya.

Kecanduan internet telah dilihat sebagai masalah dan kebiasaan yang sulit dibuang. Namun, penelitian ini secara tidak langsung mengungkap kenapa manusia tidak bisa berhenti dari kecanduan internet.

Bahkan hal itu bisa jadi karena hubungan kecanduan informasi dari internet sebagai sistem rangsangan terhadap kinerja dopamin di otak sangatlah kuat.

Sauce : https://sains.kompas.com/read/2019/10/08/091146423/alasan-kenapa-kita-kecanduan-menjelajah-internet-tanpa-tujuan?page=all&iorg_service_id_internal=533382163492388%3BAfqAezDLyj8VgQcE#page2

Minggu, 06 Oktober 2019

Gus Baha, Kiai Pembela Orang Biasa

Gus Baha, Kiai Pembela Orang Biasa
.
Selain dikenal sebagai ulama pembela orang awam, Gus Baha juga dikenal sebagai pembela orang biasa, bahkan orang terpinggirkan
.
Kata beliau, jangan terlalu membesar-besarkan hal yg berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam. “Hindarilah omongan seperti misalnya saat Ramadan: ‘Rugi, Ramadan hanya setahun sekali kok gak salat tarawih di masjid berjamaah.’ Itu namanya tak menghargai perasaan orang biasa
.
“Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi mereka sedang bekerja.”
.
“Tarawih itu sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu hal yang utama. Dan dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai salat tarawih, tapi sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari salat, supaya tarawih tidak dianggap sbg ibadah wajib.”
.
Bahkan dalam hal salat wajib, Gus Baha mewanti-wanti betul agar imam salat jangan terlalu lama membaca bacaan salat. Kanjeng Nabi, menurut Gus Baha, sangat suka salat. Suatu saat ketika mengimami salat, beliau mendengar bayi menangis
.
Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat salatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya
.
Suatu saat, Gus Baha disowani oleh kiai yang menggerutu karena jamaahnya tak bertambah
.
Sambil tertawa Gus Baha menjawab, “Lho orang yang tidak datang, jangan-jangan sudah hebat.”
.
“Kok bisa, Gus?”
.
“Kamu kan mengajarkan supaya orang berbuat baik kepada keluarganya. Mungkin orang yg tidak mengaji itu sedang mempraktekkan ajaran itu. Dia makan bakso dengan keluarganya
.
“Kamu kan mengajarkan supaya orang mencari nafkah halal. Nah, orang yang tidak datang itu jangan-jangan sedang bekerja mencari nafkah yg halal untuk kehidupan keluarganya.”
.
Kiai itu terdiam. “Masak sih, Gus?”
.
"Lho kamu itu dikasih tahu kok gak percaya. Makanya, jadi kiai itu yang bijak. Kiai itu penyangga umat banyak. Kalau mau bikin kajian, ya jangan saat orang bekerja. Jangan sampai orang-orang berpikir bahwa Islam itu hadir sebagai masalah."
.
Oleh Puthut EA

Subscribe YouTube Santri Gus Baha
https://www.youtube.com/channel/UCdXpecYQvrkX3DOdwdxqpzQ