Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *


  • Kesemestaan

    “Allah masih mencintai anda jika masih banyak cobaan dan tantangan hidup yang datang menghampiri anda. Allah percaya bahwa anda mampu melaluinya, maka jagalah kepercayaan itu”

  • Soul, Heart, Mind

    “Realitas kehidupan Anda adalah deskripsi dari jiwa dan pikiran anda”

  • Traveler

    “Pergilah sejauh mungkin dan ketika anda tiba di sana anda akan melihat lebih jauh lagi”

Jumat, 13 September 2019

Kawan dan musuh

Apabila ada orang yang menghina kita, maka jadikan orang itu guru kita. karena guru kita ada dua, pertama guru yang sebenarnya, dan yang kedua adalah musuh.

musuh itu biasanya habis habisan membuka aib kita. Dengan terbukanya aib kita, kita jadi bisa memperbaiki diri. kalau teman biasanya jarang menyebut kekurangan kita, sedangkan musuh biasanya habis habisan membuka aib kiita.

- K.H. Zaini bin Abdul Ghani

Ojok Kesuwen

KATAK DAN AIR MENDIDIH

Tempatkan Katak ke dalam panci di atas kompor, isi dengan air dan mulai panaskan air.

Saat suhu air mulai meningkat, Katak menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air. Katak terus menyesuaikan suhu tubuhnya dengan meningkatnya suhu air. Hanya ketika air akan mencapai titik didih, Katak tidak dapat menyesuaikan lagi. Pada titik ini, Katak memutuskan untuk melompat keluar.

Katak mencoba untuk melompat, tetapi tidak dapat melakukannya, karena telah kehilangan semua kekuatannya saat menyesuaikan diri dengan suhu air yang terus meningkat. Akhirnya Katak mati.

Apa yang membunuh katak?

Pikirkanlah!

Saya tahu banyak dari kita akan mengatakan air mendidih. Tapi sesungguhnya yang membunuh Katak adalah ketidakmampuan dirinya untuk memutuskan kapan harus MELOMPAT keluar.

Demikian juga dengan kondisi kita sekarang...
Ketika kita harus MELOMPAT dari zona nyaman kita
Jangan menunggu nasibmu berobah
Tapi berusahalah mencari peluang agar nasibmu berubah.
Jangan menyerah dengan takdir, kenapa saya miskin, kenapa saya susah, kapan saya sukses, kapan saya berhasil

Jangan meratapi nasib dengan pertanyaan diatas, berhentilah menyesuaikan diri

Mulailah MELOMPAT mencari dan mencoba sesuatu yang baru, jangan pernah takut untuk mencoba

Lebih baik gagal karna mencoba, dari pada mati karna menunggu

Semangat!!

Pakai kacamata Allah

GUS DUR & MATA ALLAH

TANPA didampingi siapa pun, Gus Dur dan aku bertemu di warung nasi depan kampusku. Pakaian batik dan sarung membungkus tubuhnya, peci yang miring serta kacamata tebalnya melengkapi kediriannya. Dialog yang bagiku aneh pun terjadi. Aneh karena perbincangan kami kesana kemari, tak jelas arahnya.

Gus Dur :
"Sebenar apa pun tingkahmu, sebaik apapun prilaku hidupmu, kebencian dari manusia itu pasti ada. Jadi jangan terlalu diambil pusing. Terus saja jalan.!"

Mughni :
"Iya, Gus. Tapi.."

Gus Dur :
"Bagaimana tidak repot, hidupmu terlalu banyak 'tapi'.!"

Mughni :
"Hehehehe.."

Gus Dur :
"Apa kamu kenal Wa Totoh? Maksud saya KH. Totoh Ghozali."

Mughni :
"Disebut kenal ya tidak, tapi saya sering mendengar ceramah-ceramahnya di Radio."

Gus Dur :
"Belajarlah kamu kepadanya, bagaimana memurnikan tauhid masyarakat. Dia menggunakan bahasa lokal sebagai senjatanya, memakai humor cerdas tanpa hina dan caci."

Mughni :
"Baik, Gus, kalau itu perintah Panjenengan."

Gus Dur :
"Ini bukan perintah, ini memang sesuatu yang seharusnya kamu lakukan sebagai Da'I."

Mughni :
"Laksanakan."

Gus Dur :
"Kamu suka menulis?"

Mughni :
"Tidak, Gus, tulisan saya buruk sekali. Saya coba menulis puisi atau cerita pendek, tapi benar-benar buruk hasilnya."

Gus Dur :
"Rupanya kamu belum pernah dilukai seorang wanita, makanya tulisan kamu tidak bagus."

Mughni :
"Lha, Panjenengan tau darimana kalau saya belum pernah dilukai wanita?"

Gus Dur :
"Ya itu tadi, karya sastramu buruk sekali."

Mughni :
"Hmmmmm.."

Gus Dur :
"Kamu pernah pesantren?"

Mughni :
"Pernah, Gus."

Gus Dur :
"Dimana?"

Mughni :
"Di Al-Falah sama di Al-Musaddadiyah."

Gus Dur :
"Rupanya kamu Santri Kyai Syahid sama Kyai Musaddad."

Mughni :
"Iya."

Gus Dur :
"Saya juga sering bersilaturahmi ke beliau-beliau itu. Mereka salah satu penjaga Islam Ahlussunnah wal Jama'ah."

Mughni :
"Ketika jadi Santri, saya nakal sekali. Saya merasa malu kepada beliau-beliau itu, Gus."

Gus Dur :
"Saya beritahu kamu, kebaikan seorang Santri tidak dilihat ketika dia berada di Pondok,  melainkan setelah dia menjadi alumni. Kamu tinggal buktikan hari ini, bahwa kamu adalah santri yang baik."

Mughni :
"Terima kasih, Gus."

Gus Dur :
"Dunia tanpa pesantren, bagi saya adalah siksa. Bersyukurlah karena kamu pernah menjadi bagian di dalamnya."

Mughni :
"Iya, Gus."

Gus Dur :
"Kamu mau tau rahasia hidup saya dalam memandang segala sesuatunya?"

Mughni :
"Tentu, Gus, saya ingin tau rahasia panjenengan."

Gus Dur :
"Dalam memandang segala sesuatu, gunakanlah 'mata' Allah."

Mughni :
"Waduh. Bagaimana contohnya?"

Gus Dur :
"Contohnya begini. Ketika saya didatangi banyak orang yang meminta perlindungan, apakah orang itu benar atau salah, saya terima semuanya dengan lapang dada. Karena apa? Saya selalu yakin, Allah lah yang menggerakan hati mereka untuk datang kepada saya. Jika saya tolak karena mereka bersalah, itu sama saja saya menolak kehendak Allah. Perlindungan saya kepada orang-orang yang disudutkan karena kesalahannya itu, bukanlah bentuk bahwa saya melindungi kesalahannya, tapi saya melindungi kemanusiaannya."

Mughni :
"Duh.."

Gus Dur :
"Lebih jauhnya begini. Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa membaca al-Qur'an, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi al-Qur'an. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda Agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Agama. Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, tapi moral. Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua makhluk. Karena begitulah Allah."

Mughni :
"Ya Allah.."

(Haul Gus Dur yang ke-6)

.
.
Dicuplik dari tausiyah Guru Niam Muiz.

di Ngaji NU & Sejarah Ulama

Pusaka

"KERIS PUSAKA"

Merasa ajal nya sudah dekat, seorang ayah berkata kepada anak nya:
“Nak, Keris milik ku ini adalah warisan dari kakek buyut mu, usia nya lebih dari 500 tahun”

“ Sebelum Ayah wariskan pada mu, Ayah mau kamu bawa keris tua ini ke pedagang senjata tajam di seberang jalan itu, katakan kepadanya bahwa kamu mau menjualnya. Tanya berapa harga nya…???”
Sang anak pergi tidak lama lalu kembali dan berkata: “pedagang senjata tajam itu bilang bahwa harga nya Cuma  250.000,- karena ini adalah keris tua butuh perbaikan dan perawatan,…
Kemudian si Ayah berkata; “sekarang coba kamu bawa keris ini ke toko barang-barang antik dan tanyakan harga nya,…???
Si anak pergi lalu kembali dan berkata “ pemilik toko bilang harga keris ini mencapai 50.000.000,...!!!
Sang Ayah berkata; “ sekarang coba bawa ke museum dan katakan ke mereka bahwa kamu mau menjual keris tua ini,..???
Si anak pun pergi lalu kembali dan berkata “ mereka mendatangkan pakar keris untuk memperkirakan harga nya, lalu mereka menawarkan kepada ku 10.000.000.000,- untuk keris ini,…!!!
Si Ayah berkata; “nak, aku sedang mengajarkan mu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat, maka jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargai mu,…!!!

*Karena Mereka yang mengetahui nilai mu, akan selalu menghargai mu,…???

*Maka jangan pernah bergaul di tempat yang tidak layak untuk mu,…!!!

#haqiqathijrah
#menujuridhoallah
#tetapistiqomah
#jalankebenaranpenuhduri

Senin, 09 September 2019

NASEHAT INDAH DARI SYAIKH MUHAMMAD MUTAWALLI ASY-SYA'RAWI RAHIMAHULLAH

NASEHAT INDAH DARI SYAIKH MUHAMMAD MUTAWALLI ASY-SYA'RAWI RAHIMAHULLAH

Jika saya membeli jam seharga $30 atau $3000, maka saya akan mendapatkan waktu yang sama. Jika saya membeli tas seharga $30 atau $3000, maka tidak akan ada perbedaan apa yang di dalamnya.

Sama hal nya jika saya punya rumah seluas 300 meter atau 3000 meter, rasanya pun sama saja. Begitu juga ketika saya naik kendaraan lalu duduk di bangku depan atau di bangku belakang, akan sampai juga pada tujuan dan waktu yg sama.

Jangan mengajarkan anakmu untuk menjadi orang KAYA, tapi ajarkan anakmu untuk menjadi orang BAHAGIA, karena kelak ketika mereka dewasa mereka akan melihat segala sesuatu dari harganya bukan pada nilainya.

Jangan kau sandarkan hatimu kepada dunia karena dunia itu sementara, tapi sandarkan hatimu kepada akhirat, karena surga itu kekal selamanya.
________________________
Wallahu'alam Bis-Showab
Semoga Berkah Bermanfaat Dunia Akhirat, Aamiin

Oleh al Ghazali bin Ishaq