Pertanyaan Samurai
Seorang kesatria samurai ingin tau apakah ada Surga dan Neraka.?!
Maka ia datang menemui seorang Biksu yang ia hormati dan kagumi.
"Biksu yang mulia, saya datang hendak bertanya kepada Anda. Anda pasti bijak dan jujur, jadi bila Anda tidak tau jawabannya, mohon langsung katakan tidak tau.! Setidaknya jujurlah, jangan mengada-ada jawabannya.
Pertanyaannya... apakah Surga dan Neraka itu ada.?!"
Biksu itu menjawab dengan ketus,"Kau terlalu bodoh untuk bisa tau.!!"
Ia menghina Samurai itu.! Dan kita tau bahwa Samurai adalah kesatria yang penuh harga diri, dan mereka tidaklah Bodoh.! Mereka sangat cerdas dan terlatih. Jelas saja ia tesinggung.
Ia mengatakan, "Yang mulia, saya tidak bodoh. Jawab pertanyaannya dan kalau tidak tau bilang saja tidak tau, titik.!"
"Dengar...!! Saya malas menjawab pertanyaan begundal sepertimu.!"
Luar biasa, biksu memanggil sang prajurit Elit sebagai begundal.!!
Kesatri ini meletakkan tangannya digagang pedangnya dan berkata, "Hati-hati perkatanmu, pedang ini sangatlah tajam dan bisa memenggal kepalamu dengan sekali Tebas.!!"
Biksu itu berseru, "Dengan Logam karatan itu.?! Kamu bahkan tak bisa memotong Kue dengan itu."
Hal ini benar-benar memicu kemurkaannya. Samurai itu sangat tersinggung harga dirinya terluka sangat parah.!
Ia mencabut pedangnya dan nyaris menebas leher sang biksu.
Biksu itu menatapnya lurus-lurus dan dan mengatakan, "Itulah Neraka.!! Kamu marah, keadaan bathinmu ketika kecewa dan tersinggung, itulah rasanya Neraka.!!
Kamu ingin memenggal kepalaku karena kecewa dan sakit hati?! Bayangkan kamu disana tidak hanya sebentar, namun zaman demi zaman. Itulah Neraka.!!"
Untunglah Samurai itu paham. Tapi luar biasanya biksu itu cuma mengandalkan keberuntungannya sampai pada batas terakhir. Sang biksu masih hidup dan bisa menceritakan pengalamannya.
Samurai itu berkata.."Akhirnya, saya bertemu dengan orang yang bijak dan tidak hanya membuat-buat cerita.."
Ini bukan jawaban yang berbelit-belit dan tidak jelas, dan biksu itu sebenarnya hanya meminta agar si Samurai memahaminya langsung. Ia tidak mengatakan bahwa jawabannya tertulis di dalam kitab suci, namun ia langsung mengajarkan sesuatu. Mengajari orang bukan kedalam kepala mereka, namun kehatinya.
Kesatria Samurai ini langsung berlutut ditanah dan bersujud kepada sang biksu dengan linangan air mata mengalir dipipinya. "Anda adalah biksu yang menakjubkan. Terimakasih banyak.!!"
Sang biksu menatapnya dan tersenyum penuh syukur, "Itulah surga.!! Itulah perasaan yang kamu alami saat ini. Mohon jagalah itu dalam hatimu, hari demi hari. Itulah surga.!"
* Pesan : Kita bisa memahami surga dan neraka didalam kehidupan ini juga, namun itu hanya kondisi sementara dan kita cenderung mengalami kedua hal ini, lagi dan lagi...
~ Ajahn Brahm ~
****
*Syair Dhammapada :
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya."
Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya."
Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.
Kebencian tak akan pernah berakhir, apabila dibalas dengan kebencian. Tetapi, kebencian akan berakhir, Bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa, dalam pertengkaran mereka akan binasa; tetapi mereka, yang dapat menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
Di dunia ini ia bersedih hati. Di dunia sana ia bersedih hati. Pelaku kejahatan akan bersedih hati, di kedua dunia itu. Ia bersedih hati dan meratap, karena melihat perbuatannya sendiri, yang tidak bersih.
Di dunia ini ia bergembira. Di dunia sana ia bergembira. Pelaku kebajikan, bergembira di kedua dunia itu. Ia bergembira dan bersuka cita karena, melihat perbuatannya sendiri yang bersih.
Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai ajaran, maka orang lengah itu, sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain. Ia tak akan memperoleh, manfaat kehidupan suci.
Biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan nafsu indria, kebencian dan ketidaktahuan, memiliki pengetahuan benar, dan batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun, baik di sini maupun di sana; maka ia akan memperoleh, manfaat kehidupan suci.
0 komentar:
Posting Komentar