Antara Manaqib Syeikh Abdul Qodir Jaelani Qs. dan Abah Anom ada kesamaan. Abah Anom dikenal sebagai Ulama Ahli Fiqih yang Wudhunya tiada pernah terputus begitupun dengan lisannya selalu basah dengan zikir kepada Allah dan tidak pernah tidur kecuali dalam keadaan duduk dan begitupun bagi para tamu yang ingin jumpa Abah saat mau masuk madrasah pun terdapat tulisan Di LARANG MEROKOK..
Suatu malam Ilham bermimpi melihat wujud Abah Anom adalah wujud Syeikh Abdul Qodir Jaelani Qs. shulthon Aulia pada masanya. di malam yang lain Ilham bermimpi seluruh wali dari timur hingga barat kumpul di suatu padang yang luas dan terdapat sebuah Panggung besar dan kokoh. di Antara seluruh Wali yang hadir hanya satu Wali yang memakai mahkota Raja kemudian beliau langsung naik ke Panggung ternyata yang pakai Mahkota itu adalah Sayyidi Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ( Abah Anom, Suryalaya Tasikmalaya ) beliau teriak mengucapkan kalimah Allahu Akbar ﺍﻟﻠﻪ ﺃَﻛْﺒَﺮ ... ﺍﻟﻠﻪ ﺃَﻛْﺒَﺮ ... ﺍﻟﻠﻪ ﺃَﻛْﺒَﺮ Subhanallah..
Syeikh Ali Al Hiti meriwayatkan bahwa Sulthon Aulia Syeikh Sayyid Abu Wafa Tajul Arifin berkata kepada Pendiri Thoriqoh Qodiriyyah Syeikh Abdul Qodir Jaelani saat masih dalam menimba ilmu, "Abdul Qodir, masa sekarang milik kami dan kelak akan jadi milikmu. Aku serahkan kepadamu Iraq. Semua Ayam akan berkokok dan berhenti kecuali kokokan kokokan Ayammu yang tidak akan berhenti hingga hari Kiamat..
Pendiri Thoriqoh Naqsyabandi Syekh Bahauddin Naqsyabandi menyatakan “Akhir seluruh Thoriqoh adalah awal dari Thoriqoh ini yaitu Thoriqoh Naqsyabandi”
Manaqib Guru Agung Al Alimul Allamah Al Arif Billah Sayyidi Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ( Abah Anom ) waktu lahirnya luar biasa di kisahkan ada seorang Wakil dari Abah Sepuh yaitu Al Arifbillah KH. Abu Bakar Faqih telah menerima surat langsung dari Nabi Khidir As. tuk diberikan kepada ayahnya Abah Anom yaitu Syeikh Abdullah Mubarok ( Abah Sepuh ) ini nama khusus buat Abah Anom ada 2 pilihan Shohibul Wafa atau Tajul Arifin... maka dipilih oleh Abah Sepuh kedua-duanya menjadi Shohibul Wafa Tajul Arifin dan diceritakan hingga saat ini surat itu masih terjaga...
Tidak sedikit Pengakuan dari para Ulama Sufi pada Tahun 2001 mereka mengakuinya, Abah Anom sebagai Rajanya Para Aulia Allah dimasanya, Wali yg Paripurna bertugas memimpin para wali diseluruh alam. Jumlahnya tiap masa hanya 1 orang saja, bila ia wafat ia akan digantikan oleh wali Aimmah. Menjelang kunjungan syeikh Nazim al Haqqani Annaqsbandi bersama Syeikh Hisyam Kabbani dari Amerika ke Suryalaya TAHUN 2001 telah tersiar kabar dari para Ulama Sufi maqam Abah Anom adalah al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami’...
Suatu ketika di TAHUN 2002 Abah Anom ditanya oleh seorang wakil Talqin cara salam yang baik kepada Abah Anom... jawaban Abah ini salamnya :
ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ – Salam untukmu
ﻳَﺎ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ wahai RAJA ZAMAN
, ﻭَ ﻳَﺎ ﺇِﻣَﺎﻡَ ﺍﻟْﻤَﻜَﺎﻥِ pemimpin wilayah
, ﻭَ ﻳَﺎ ﻗَﺎﺋِﻢَ ﺑِﺄَﻣْﺮِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺎﻥِ penegak ketentuan ar-Rahman
, ﻭَ ﻳَﺎ ﻭَﺍﺭِﺙَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ pewaris kitab
, ﻭَ ﻳَﺎ ﻧَﺎﺋِﺐَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ wakil Rasulullah s.a.w.
, ﻳَﺎ ﻣَﻦْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻋَﺎﺋِﺪَﺗُﻪُ yang selalu pergi pulang antara bumi dan langit
, ﻳَﺎ ﻣَﻦْ ﺃَﻫْﻞَ ﻭَﻗْﺘِﻪِ ﻛُﻠُّﻬُﻢْ ﻋَﺎﺋِﻠَﺘُﻪُ yang orang-orang sezamannya adalah keluarganya
, ﻳَﺎ ﻣَﻦْ ﻳُﻨَـﺰَّﻝُ ﺍﻟْﻐَﻴْﺚُ ﺑِﺪَﻋْﻮَﺗِﻪِ yang diturunkan pertolongan karena doanya
, ﻭَ ﻳُﺪَﺭُّ ﺍﻟﻀَّﺮْﻉُ ﺑِﺒَﺮَﻛَﺘِﻪِ – yang dikucurkan limpahan susu karena keberkahannya
ﻭَ ﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَ ﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ – ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔُ beserta rahmat Allah dan keberkahanNya, al-Fatihah…
Pernyataan yg dikeluarkan Abah Anom ini menunjukkan bahwa Pada TAHUN 2002 Abah Anom adalah ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ( RAJA ZAMAN ), Sulthonul Awlia dimasanya bahkan semasa hidupnya dengan 4 orang Wali Mursyid yg Masyhur yaitu :
1). Imam Besar Ahlusunnah al Arif Billah Al Habib Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili. { wafat pada hari jumat tanggal 15 Ramadlan sekitar jam 6 pagi waktu Makkah } wafatnya pada TAHUN 1425 H ( 2004 M ).Kisah ini diambil dari majalah nuqthoh terbitan yang no 9 tanggal 26 januari 2010 M, hal 32 dengan judul “Mengenal Abah Anom melalui pandangan batinnya”
KH. Dodi Firmansyah ditanya oleh almarhum Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani Ra pada saat 40 hari menjelang wafatnya. Kiyai muda asal Garut tersebut terperanjat saat al-‘alamah tersebut tiba2 menanyakan sosok guru yang telah menanamkan kalimat agung dilubuk hatinya. Lebih terkejut lagi saat Ulama tersebut “tercekat” sewaktu disebutkan nama Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin. Secara sepontan Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili Mekah menyebutkan bahwa Syekh ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman ( RAJANYA PARA WALI ZAMAN SEKARANG )
bahkan beliaupun menyebutkan QODDASALLAHU SIRROHU bukan rodliyallohu ‘anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan. Walaupun secara dhohir Syekh Muhammad Alawy Al-Maliki belum bertemu dengan pangersa Abah namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu.
Sekilas profil KH.Dodi Firmansyah Usianya masih muda kelahiran garut tahun 1978. Sejak usia SMP ia dikenal ahli hikmah sedangkan ketertarikan dalam dunia tasawwuf ia ke Pondok Pesanttren Suryalaya sejak dimulai kelas 4 SD . Kiayi ini pernah di didik langsung oleh almarhum Al-Alamah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki ra di mekkah selama 6 tahun. Pulang mesantren dari mekkah pada tahun 2006, kiyai ini menikah dengan Hj.Siti Fatimah putri seorang pengusaha asal Tasikmalaya dan dikaruniai putra yang diberinama M.Lutfi L. Makki.
Pendapat KH.Dodi tentang sosok Pangersa Abah Anom : Saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Cukuplah 2 pendapat Ulama kelas dunia yang mengomentarinya. Pertama ungkapan dari guru saya sendiri di mekkah, yaitu Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani ra. Beliau sendiri yang mengungkapkan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs. Adalah Sulthonul Awliya fi Hadza Zaman dan kedua Mursyid Kammil Mukammil Thoriqoh Naqsyabandi Al-Haqqani, As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani, sufi kenamaan dari Cyprus-Turkey yang menyebutkan Pangersa Abah (Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs) adalah Sufi agung di timur jauh.Dalam majalah sintoris (Sinar thoriqoh islam) disebutkan As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ra mengatakan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah WALI AGUNG DITIMUR JAUH.. hal itu pernah disampaikan juga di kampus oleh KH.Wahfiuddin setelah mendampingi syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ke P.P.Suryalaya.
2). Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani Al 'Aidrus ( Guru Sekumpul ). Wafatnya Guru Sekumpul tanggal 5 Agustus 2005 M atau 5 Rajab 1426 H.
Tuan Guru Sekumpul dikenal sebagai seorang Wali Mursyid yg masyhur yang di kunjungi para alim ulama Habaib dari belahan dunia Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh Muhammad Zaini Abd. Ghani menyampaikan bahwa SYEH A. SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ADALAH LAUTAN THORIQOH berita ini disampaikan langsung ke Abah dan di balas oleh Abah Anom Syekh Muhammad Zaini Abd. Ghani adalah LAUTAN ILMU
3). Al Allamah Al Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Asseqaf dari Jeddah, Arab Saudi. Beliau wafat pada waktu Subuh Jenazah beliau disholatkan di Masjidil Haram selepas shalat Isya, disemayamkan di pekuburan Ma’la pada hari Minggu, tanggal 19 Rabiul Tsani 1431 (4 April 2010 M) pada usia 100 tahun.
4). Maulana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Qubrusi an-Naqsybandi al-Haqqani (qaddasallahu sirrahu), dilahirkan pada tahun 1341 H (1922 M) di kota Larnaka, Cyprus (Qubrus) dari suatu keluarga Arab dengan akar-akar budaya Tartar. Ayah beliau adalah keturunan dari Syaikh ‘Abdul Qadir Al-Jailani q.s dan ibu beliau adalah keturunan dari Maulana Jalaluddin ar-Ruumi q.s. Ini menjadikan beliau sebagai keturunan dari Nabi suci Muhammad s.a.w., dari sisi ayahnya, dan keturunan dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, r.a dari sisi ibundanya.
akhirnya be
Syaikh Nazim Adil al-Haqqoni r.a bermimpi bertemu Alloh dan mengajukan pertanyaan kepadaNya, "Siapakah manusia yang puasanya paling ikhlas di muka bumi sekarang ini .... ?? jawabanNya adalah Syeikh A. Shohibul Wafa Tajul Arifin carilah dia di bumi bagian timur. akhirnya beliau pergi ke Indonesia Tahun 2001 jumpa Abah Anom
Kedudukan Abah Anom sebagai Sulthonul Awlia telah di akui sejak tahun 2001 yang lalu oleh para Ulama Sufi dan mereka telah mengakuinya hingga Wafatnya di Tahun 2011, Abah Anom wafat di usia 96 tahun. "INNALILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJI’UUN. Berpulang ke Rahmatullah Hadrotu Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin Qs. , pada hari Senin, 5 September 2011 / 6 Syawal 1432 H pukul 11.50 di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya, bertepatan dengan Milad ke-106 pesantren yang dipimpinnya" Beliau meninggalkan seorang istri dan 16 orang anak. Abah Anom dimakamkan di Pagerageung, Tasikmalaya. Saat wafatnya Abah Anom SEPTEMBER 2011 Pengakuan langsung datangnya dari Syeikh Hisyam Kabbani kepada KH. Wahfiudin via email juga mengungkapkan Abah Anom sebagai Sulthon ( Raja ) para Aulia meninggalnya sangat beruntung berkumpul bersama para Nabi dan para Wali....
Bersama Mintaraga Sukma
0 komentar:
Posting Komentar