Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *


Kamis, 25 April 2019

Krentek Ng jeru ati kui kadang sombong

ULAMA TASAWUF IMAM JUNAID AL BAGHDADI رحمه الله‎ DAN PENGEMIS

Suatu hari Imam Junaid al-Baghdadi رحمه الله‎ duduk-duduk di Masjid Asy-Syuniziyyah.

Bersama penduduk Bagdad lainnya ia menunggu beberapa jenazah yang ingin dishalati. Lalu Di depan mata Imam Junaid رحمه الله‎, nampak seseorang yang tampaknya ahli ibadah terlihat sedang meminta-minta.

"Andai saja orang ini mau bekerja hingga terhindar dari perbuatan meminta-minta tentu lebih bagus," kata Imam Junaid رحمه الله‎ dalam hatinya.

Kondisi aneh terasa ketika Imam Junaid رحمه الله‎ pulang dari masjid itu.
Beliau رحمه الله‎ punya rutinitas shalat dan munajat sampai menangis tiap malam.
Tapi, kali ini ia benar-benar sangat berat sekali melaksanakan semua ibadahnya.
Ulama yang juga biasa disapa Abul Qasim رحمه الله‎ ini hanya bisa begadang sambil duduk hingga rasa kantuk menaklukannya. Dalam gelisah, Imam Junaid رحمه الله‎ pun akhirnya terlelap tidur.

Tiba-tiba saja orang fakir yang Beliau رحمه الله jumpai di Masjid asy-Syuniziyyah itu hadir dalam mimpinya. Anehnya, si pengemis digotong para penduduk Bagdad lalu menaruhnya di atas meja makan yang panjang.

Orang-orang berkata kepada Imam Junaid رحمه الله‎, "Makanlah daging orang fakir ini. Sungguh kau telah mengumpatnya."

Imam Junaid رحمه الله‎ terperangah. Beliau رحمه الله‎ merasa tidak pernah mengumpat pengemis itu. Sampai akhirnya Beliau رحمه الله‎ sadar bahwa ia pernah menggunjingnya dalam hati soal etos kerja.

Dalam mimpi itu Imam Junaid رحمه الله‎ didesak untuk meminta maaf atas perbuatannya tersebut.

Sejak saat itu Imam Junaid رحمه الله‎ berusaha keras mencari si fakir ke semua penjuru.
Berulang kali Beliau رحمه الله‎  gagal menjumpainya, hingga suatu ketika Imam Junaid رحمه الله‎ melihatnya sedang memunguti dedaunan di atas sungai untuk dimakan. Dedaunan itu adalah sisa sayuran yang jatuh saat dicuci.

Segera Imam Junaid رحمه الله‎ menyapanya dan tanpa disangka keluar ungkapan balasan,
"Apakah kau akan mengulanginya lagi wahai Abul Qasim?"

"Tidak."

0 komentar:

Posting Komentar