Filosofi PACUL
Para leluhur kita dulu kadang menyelipkan ajaran pada alat yang kita gunakan untuk bekerja, termasuk pacul (cangkul). Terdapat empat bagian utama pada pacul, yaitu: (1) Doran; (2) Bawak, (3) Gondhèl, dan (4) Tandhing. Monggo kita simak bersama filsafatnya !
1. DoRan: Aja maiDO pangeRAN (Jangan membantah Tuhanmu). Tuhan telah menggelar dua hukum utama.
Yaitu (a) Hukum Alam, dan
(b) Hukum Kasih Kemanusiaan.
Siapa saja yang
(1) rajin bekerja/belajar menanggapi hukum alam untuk menyongsong kemurahan Tuhan dan ulet; serta
(2) menanggapi hukum kasih kemanusiaan dengan selalu jujur, rendah hati, hidup sederhana dan mengasihi sesama tentu akan memperoleh KEMULIAAN dan KEBAHAGIAAN. Siapa saja yang tidak patuh pada hukum alam dan tidak mengamalkan hukum kasih kemanusiaan tergolong orang-orang yang membantah Tuhan (maiDO pangeRAN).
2. Bawak: oBAhing aWAK. Segala bentuk jangka (rencana atau cita-cita) harus dijangkah, ditempuh dengan kerja yang nyata. Ketika Bob Sadino ditanya: “Bisnis seperti apa yang baik?” Bob menjawab: “Bisnis yang baik adalah bisnis yang dijalankan dan direalisasi, bukan hanya direncanakan.” Segala sesuatu yang dihasilkan dengan keringat sendiri tentu akan lebih BERKAH dibanding jalan pintas apapun. JANGKA harus DIJANGKAH, itulah pengertian oBAhing aWAK (bawak). Manusia wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Tandhing: Kabeh kudu ditandhing-tandhingke (Semua harus ditimbang-timbang dengan matang sebelum melangkah). Contohnya, ketika mau menanam, petani bisa menimbang bibit mana yang unggul, lahan mana yang cocok, kapan musim yang tepat.
4. Gondhèl: Kabeh pangerten mau GONDHELana (Pegang teguh semua pengertian di atas).
5. Pacul: PApat pangerten ing dhuwur aja ngasi uCUL (Empat pengertian di atas jangan sampai lepas.
Mugi rahayu Sagung Dumadi !
0 komentar:
Posting Komentar