Aku dan PSK itu.
Malam itu jam 11 aku membonceng Ayu (sebut saja namanya itu) seorang wanita yang berprofesi sebagai PSK jalanan, menuju ke sebuah kafe membeli seporsi roti bakar untuk dibawa pulang. Pemilik kafe, sebut saja Haji N cukup mengenalku. Saat mendapati aku masuk bersama wanita berdandan seksi itu, sorot matanya memandang aneh kepadaku. Kusalami dia dan ngobrol basa-basi seperlunya. Setelah Ayu membawa sebungkus roti bakar, kami pun pamit.
Ada dua obrolan yang ingin kuceritakan di sini. Obrolan pertama adalah antara aku dengan seorang kawan. Ringkasnya begini,
"kudengar gosip bahwa sampeyan pernah ke kafenya Abah N sama seorang PSK."
"Bukan gosip. Itu memang beneran."
"Kok sampeyan kenal sama PSK itu?"
"Gimana mau gak kenal? Dia biasa mangkal di depan warnet langgananku."
(peristiwanya tahun 2008. Kala itu blogger seperti aku masih ketergantungan sama warnet.)
"Kenapa sampeyan mengantarnya ke kafe Abah N?"
"Si Ayu punya anak perempuan, kelas 2 SD. Lha anak ini gak mau sekolah kalo gak dibawain roti bakar sebagai bekal makan siang. Nah, jam 11 malam kan yang jualan roti bakar dekat situ sudah pada tutup. Kecuali kafenya Haji N yang jaraknya lumayan jauh. Makanya kuantar dia pakai motor, daripada anaknya besok gak mau sekolah."
"Kalo gosipnya nyebar, sampeyan gak takut dianggap suka mainan PSK?"
"Kalo memang iya, lantas kenapa? Kayak hal yang penting saja.. "
Itu tadi obrolan pertama. Sekarang obrolan kedua antara aku dan Ayu, beberapa bulan setelah peristiwa itu. Aku mengalami kecelakaan lalulintas yang membuatku beberapa hari tidak muncul ke warnet selama pemulihan.
"Mas maaf ya, aku tidak menjenguk sampeyan selama sakit."
"Gakpapa, Nduk.."
"Padahal aku sangat pengen menjenguk, pengen tahu keadaan sampeyan."
"Lantas kenapa kok gak ke rumah saja? Kan dekat dari sini."
"Aku takut kalo tetangga sampeyan lihat, ada yang tahu kalo aku ini pelacur, nanti mereka akan berpikir buruk tentang sampeyan!"
Nah, sekarang bandingkan kedua obrolan di atas.
Dia yang merasa dirinya bermoral ternyata mudah berprasangka buruk padaku. Sedangkan seorang pelacur jalanan yang katanya amoral justru mempedulikan nama baikku.
__________________________________________
Didalam putih, manusia melihat ke hitam. Maka hitamlah hatinya.
Ketika didalam hitam, manusia mendambakan putih. Maka dikejarlah putih itu.
Orang yg tidak paham mengasihani diri sendiri... Tdk kasihan terhadap orang lain.
__________________________________________
Kadang kita lupa, kalau diri kita ini tak lebih baik dari siapapun. Begitu kita sudah merasa lebih baik sedikit saja, tamat lah sudah.
Saya teringat cerita tentang seorang Syekh yang menyuruh muridnya membawakan dia sesuatu yang terburuk, yang muridnya temui di jalan. Pertama, ia bertemu dengan seorang pemabuk, dan dalam hati dia berkata "hari ini dia memang berdosa, tapi esok? Barang kali aku yang berdosa dan dia menjadi jauh lebih baik dariku." Kemudian ia melihat bangkai tikus, dan dalam hati kembali berkata "Apa aku bawakan Syeikh bangkai ini saja? Ah, aku memang manusia yang tak tahu malu." Sampai pada akhirnya, murid itu kembali kepada Syekh dan berkata "Maaf, aku tak menemukan sesuatu yang lebih buruk selain diriku." Mendengar ucapan muridnya, Syekh tersenyum dan berkata "Muridku, sikapmu sungguh benar."
__________________________________________
0 komentar:
Posting Komentar