BERSOSIAL MEDIA YANG BAIK
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Sosial media bukanlah hal yang baru lagi bagi masyarakat
Indonesia, bahkan bukan hanya dari golongan remaja saja yang menggunakan sosial
media namun juga sudah merambah ke usia anak-anak dan orang tua. Bagaimana
manfaat sosial media sebenarnya tergantung bagaimana individu-individu itu
sendiri dalam memanfaatkannya dalam kehidupan mereka. Sebab pada zaman modern
ini penggunaan ponsel, internet sudah tidak lagi menjadi suatu hal yang sulit
untuk ditemukan, jika dulu penggunaan gadget hanya ada di lapisan masyarakat
kalangan atas, sekarang ini hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia sudah
tersentuh oleh perkembangan teknologi ini.
Pasti di antara kita adalah orang-orang yang gemar membaca berita. Selain berita bola, senang pula membaca berita politik dan selebriti. Lebih-lebih yang senang dibaca adalah berita dari media mainstream tentang artis bercerai dan seputar rumah tangga artis yang rusak. Jarang berita baik yang biasa diperoleh lewat koran atau gadget kita. Semua berita diperoleh seputar itu tadi. Sama halnya juga kalau ada pejabat yang korupsi, jadi kesenangan kita untuk mengikutinya hingga tuntas, hingga pejabat tersebut masuk dalam bui.
Pasti di antara kita adalah orang-orang yang gemar membaca berita. Selain berita bola, senang pula membaca berita politik dan selebriti. Lebih-lebih yang senang dibaca adalah berita dari media mainstream tentang artis bercerai dan seputar rumah tangga artis yang rusak. Jarang berita baik yang biasa diperoleh lewat koran atau gadget kita. Semua berita diperoleh seputar itu tadi. Sama halnya juga kalau ada pejabat yang korupsi, jadi kesenangan kita untuk mengikutinya hingga tuntas, hingga pejabat tersebut masuk dalam bui.
Apalagi itu aib,
lebih-lebih beritanya belum 100% benar, bisa jadi juga itu fitnah atau jebakan.
Apalagi si pelaku mengaku bahwa ia tidak berbuat hal itu dan kita tahu dia
adalah orang shalih yang jujur.
Cobalah lihat bagaimana Allah
perintahkan kita untuk mengecek berita terlebih dahulu. Jangan mudah-mudahan
untuk menyebarnya sampai kita punya bukti yang kuat.
Allah Ta’ala
berfirman,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا
قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al
Hujurat: 6).
Ibnu Katsir
rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala
memerintahkan untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena
boleh jadi berita yang tersebar adalah berita dusta dan keliru.”
Karena kehormatan seorang muslim
benar-benar harus kita jaga.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada khutbah beliau saat musim haji,
فَإِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ
يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِى شَهْرِكُمْ هَذَا ، فِى بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah, harta dan
kehormatan sesama kalian itu terjaga sebagaimana kemuliaan hari ini, kemuliaan
bulan ini dan kemuliaan negeri kalian ini.” (HR. Bukhari, no. 67 dan Muslim,
no. 1679)
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Yang patut menjadi perhatian dalah bagaimana efek dari
penggunaan sosial media tersebut oleh individu-individu seringkali sudah
melenceng jauh dari manfaat sosial media itu sendiri yang sejatinya sangat
berguna untuk hal yang positif seperti menjalin tali silahturahmi dan
sebagainya. Hari ini kita dapat melihat banyak sekali pihak-pihak yang
memanfaatkan sosial media untuk sarana melancarkan aksi-aksi propaganda,
fitnah, bahkan yang bertujuan memecah belah banyak disebar luaskan melalui
sosial media.
Tentu hal ini menuntut kebijaksanaan masing-masing
individu dalam menggunakan sosial media. Di bawah ini ada beberapa tips untuk kita
pergunakan agar dapat mewujudkan hal tersebut:
1. Filter pertemanan
Hal ini
dimaksudkan untuk tidak asal menambahkan atau menerima pertemanan yang
kemungkinan membawa efek negatif bagi sikap kita dalam menggunakan media
sosial. Selain itu juga melindungi diri kita dari tindak-tindak kejahatan yang
saat ini banyak sekali terjadi seperti penculikan atau pun pemerasan yang
kebanyakan bermula dari sosial media. Pastikan
anda mengenali secara mendalam dengan siapa berinteraksi menggunakan sosial
media, jangan terlalu mudah percaya dengan ajakan orang lain yang baru kita
kenal.
2. Memasang identitas asli namun tidak bersifat pribadi
Dengan memasang identitas asli kita di akun
miliki, selain membantu kita tetap berada pada fungsi utama sosial media untuk
menjalin talli silahturahmi dengan banyak sahabat, hal ini juga akan
mempermudah orang lain menemukan kita yang mungkin saja sudah lama tidak
berkomunikasi dengan kita. Sebaliknya Jangan
percaya dengan foto yang ada disalah satu akun sosial media yang tidak kita
ketahui. Banyak pengguna sosial media dengan sengaja menggunakan nama dan foto
palsu ( anonim).
3. Tidak perlu berbagi nomor telepon dan informasi pribadi
lainnya
Kembali lagi dengan banyaknya kasus kriminal
yang berawal di media sosial, akan sangat bijaksana bila kita tidak membagikan
informasi pribadi kita pada akun media sosial milik Anda untuk menghindari
segala hal yang mungkin akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung
jawab. Kecuali jika memang kita memanfaatkan akun kita untuk keperluan usaha
dan berbisnis kitadapat menyediakan satu nomor khusus yang bukan nomor pribadi kita
sendiri.
4. Pasang foto profil yang sewajarnya
Foto
profil merupakan hal pertama yang dilihat orang lain di sosial media, foto
inilah yang mengidentifikasikan kita dan akan memudahkan orang lain atau
sahabat untuk menemukan kita. Selain itu gunakan foto profil yang wajar tanpa
hal-hal negatif.
5. Pikir dahulu sebelum
membuat status
Sebaiknya memang tidak membuat status yang memancing pihak lain untuk
merespon negatif, banyak sekali hal-hal bermanfaat yang dapat dijadikan status
atau mungkin hanya sekedar berkomunikasi dengan sahabat. Pastikan postingan
yang akan kita upload di sosial media miliki tidak terkait SARA, karena jika
ada yang tidak setuju dan tersinggung dengan postingan tersebut dengan mudah
mereka melaporkan kita ke pihak berwajib.
6. Jauhi perdebatan
Perdebatan yang membawa kegunaan atau dapat
menambah wawasan mungkin masih bersifat positif, namun jika sudah mengarah pada
hal yang tidak sehat segera abaikan saja.
7. Pastikan akun kita memiliki proteksi yang
baik
kita pastinya pernah melihat atau mungkin
juga mengalami sendiri akun yang diretas oleh orang tidak bertanggung jawab.
Nah, pastikan akun kita terproteksi dengan baik dengan kata sandi yang hanya
kita yang mengetahui, atau dapat juga kita tambahkan lapisan keamanan lain agar
kita bisa nyaman dan aman menggunakan media sosial.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi hari ini sudah “menyulap” harimau tidak saja
menjadi metafora bagi mulut, tangan dan bagian tubuh lainnya. Namun juga bisa
menjadi “cakar” bagi orang lain. Zaman ketika mulut lebih banyak
dialihfungsikan menjadi sentuhan tangan di layar gadget, membuat daya jangkau
“harimau” kata-kata jauh lebih luas dari masa sebelumnya.
Era informasi seperti sekarang memang
zaman penuh dengan harimau yang leluasa meloncati batas-batas kultural,
keyakinan, dan kebiasaan masyarakat. Melalui layar sentuh gawai, siapa saja
bisa melepaskan harimaunya sesuai dengan keinginan dan harapan si pemilik. Entah
ingin membuat takut atau, seperti dialami dari fenomena hoaks, membuat luka
sayatan yang membelah dan menyakiti perasaan orang lain.
Kata-kata memang licin, karena itu sulit
dikendalikan. Seperti harimau, dia mesti dijinakkan sebelum “dipentaskan” ke hadapan
khalayak. Ibarat sang pawang harimau, sang pengucap mesti melatih lebih dulu
kata-katanya agar tidak membahayakan dirinya dan orang lain. Bahkan demi
kebaikan bersama, harimau kata-kata mesti terlebih dahulu “dikandangkan.”
Ada peribahasa dari sahabat, sepupu,
menantu, sekaligus pengikut setia Rasulullah, Ali bin Abi Thalib,”lidah orang
berakal berada di belakang hatinya, dan hati orang bodoh berada di belakang
lidahnya.” Kalimat ini cerdas meletakkan bagaimana sebaiknya kata-kata mesti
mengalir tanpa memperkeruh dan menyinggung batin lawan bicara.
Kalimat bijak itu menganjurkan orang
supaya berhati-hati mengucapkan kata, dengan menempatkan “lidahnya” di belakang
“hatinya”. Pernyataan yang mesti diucapkan adalah kata-kata yang sebelumnya
sudah dipertimbangkan secara matang melalui perantaraan hati. Sebab, kedudukan
hati jauh lebih utama di saat berucap demi menjaga perasaan orang lain.
Demikian tips nya semoga bermanfaat. mulai sekarang kita
manfaatkan media sosial dengan baik dan bijaksana!
VIRALKAN YANG BAIK, SARING SEBELUM SHARING, POSTING
YANG PENTING, BUKAN YANG PENTING POSTING, PAHAMI HUKUM YANG
BERLAKU
0 komentar:
Posting Komentar