Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *


  • Kesemestaan

    “Allah masih mencintai anda jika masih banyak cobaan dan tantangan hidup yang datang menghampiri anda. Allah percaya bahwa anda mampu melaluinya, maka jagalah kepercayaan itu”

  • Soul, Heart, Mind

    “Realitas kehidupan Anda adalah deskripsi dari jiwa dan pikiran anda”

  • Traveler

    “Pergilah sejauh mungkin dan ketika anda tiba di sana anda akan melihat lebih jauh lagi”

Senin, 31 Desember 2018

Wa Subhi, Demi Waktu Subuh

Kata Buya Hamka :
□  Jika Subuhnya senantiasa
     dipelihara....
     Itu tanda akan Selamat
     dari neraka.
□  Jika Subuhnya tiada dia
     tinggal.....
     Allah melindunginya dari
     segala arah.
□  Jika Subuhnya didahului
     dengan Sunat....
     Pasti seluruh dunia beserta
     isinya, dia dapat.
□  Jika Subuhnya bergelap-gelap
     menuju Musholla.....
     Di kegelapan akhirat ia
     dapatkan cahaya.
□  Jika Subuh hingga awal Dhuha
     (Isyroq) berwirid pula......
     Mendapat pahala
     Umrah dan Haji sempurna.
□  Jika Subuhnya tiada dijaga.
     Maka pada wajahnya tiada
     cahaya.
□  Jika Subuhnya sengaja
     terlupa.....
     Tanda Imannya tiada
     bernyawa....
□  Jika Subuhnya terasa
     berat.....
     Tanda munafiq sudah
     mendekat....
□  Jika Subuh tiada peduli....
     Tanda Iman menghampiri
     mati....
□  Jika Subuhnya tiada
     berjama’ah....
     Tanda hidupnya akan hilang
     barokah.
□  Jika Subuhnya tiada
     ke Masjid.....
     Tanda imannya ada penyakit.
□  Jika Subuhnya selalu
     terlewat....
     Tanda imannya semakin
     cacat....
□  Jika Subuhnya diakhir
     waktu.....
     Tanda iman semakin
     kelabu....
□  Jika Subuhnya hari sudah
     siang.....
     Tanda rezekinya sudah hilang...
□  Jika di waktu subuh masih
     mendengkur.....
     Tanda syaitan memeluknya
     dalam tidur.

- والله اعلم -

Tidak perlu disebarkan jika anda tidak perlu pahala dan kecintaan Allah Ta'ala.

Rentetan Film Inspirasi untuk Meraih Kesuksesan

Dari Nol Jadi Berharta, Ini Deretan Film yang Memotivasi agar Sukses!

DESEMBER 23, 2018 BY Helda

 5 menit

Dari Nol Jadi Berharta, Ini Deretan Film yang Memotivasi agar Sukses!, (IMDB).

Lagi pengin membakar semangat  dengan menonton film inspirasi terbaik? Ternyata ada cukup banyak film yang bisa dijadikan inspirasi dan motivasi kamu biar makin semangat lho. Kamu pasti udah gak asing lagi nih dengan film-film ini, mau tahu apa aja?

Bisa jadi kamu udah punya beberapa daftar film yang bikin kamu bersemangat. Buat menambah daftar tersebut, berikut beberapa judul film inspirasi terbaik yang bisa jadi belum kamu tonton.

Tontonan kadang bisa jadi sumber motivasi buat yang menontonnya. Oleh sebab itu, gak ada salahnya buat pilih-pilih film yang sekiranya mampu membangkitkan motivasi dalam diri kamu, bukan gitu?

Baca juga: Selamat Hari Ibu! Ini Perempuan Sukses Zaman Now yang Cocok Jadi Panutan

MoneySmart.id udah merangkum nih beberapa judul film inspirasi terbaik dari dalam negeri dan luar negeri. Mungkin beberapa dari kamu udah pernah udah menontonnya. Nah, gak ada salahnya kok menonton kembali. Mau tahu apa aja? Yuk, kita lihat bersama-sama berikut ini:

1. The Greatest Showman

Hugh Jackman saat berakting di film yang cukup sukses di tahun 2017, (IMDB).

Film yang terbilang masih baru ini rilis pada tahun 2017 lalu bisa dikatakan kisahnya terinspirasi dari kisah nyata P.T. Barnum alias Phineas Taylor Barnum. Sosok tersebut merupakan seseorang yang berpikir out of the box di zamannya.

Meskipun dia bukanlah seseorang yang berasal dari keluarga kaya, P. T. Barnum berhasil jadi pencetus bisnis sirkus yang mendunia. Disajikan dengan konsep drama musikal, banyak pelajaran berharga yang hadir pada film inspirasi terbaik satu ini.

Baca juga: Lagi Merantau Buat Meraih Kesuksesan? Simak Ucapan Merry Riana Ini

Perjuangan P.T. Barnum dari nol buat memulai bisnisnya patut dapat acungan jempol. Dari film ini, kamu bisa memetik pelajaran bahwa kesuksesan bisa hadir bila kamu mampu jadi visioner. Emang sih gak ada yang orisinal sekarang ini namun kamu bisa lakukan inovasi.

2. The Pursuit of Happyness

Salah satu adegan film yang dibintangi oleh Will Smith dan Jaden Smith, (IMDB).

Pasti tahu dong gimana harunya film “The Pursuit of Happyness”. Film ini juga terinspirasi dari kisah nyata seorang pialang saham ternama, Chris Gardner. Perjalanannya hingga jadi seorang pialang saham ternyata gak mulus-mulus banget lho, bahkan cenderung miris banget kalau kamu udah pernah menonton aksi Will Smith dan putranya, Jaden Smith di film ini.

Chris Gardner semula adalah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga demi membeli sebuah franchise. Produk yang ia jual adalah scanner tulang portable yang emang bagus namun sangat mahal sehingga gak laku.

Baca juga: Berawal Dari Bisnis Kecil-Kecilan, 5 Anak Muda Indonesia Ini Jadi Tajir

Kondisi tersebut jadi titik kegagalan Chris Gardner. Tabungan keluarga habis, dia ditinggal istri, dan bahkan dia bersama putranya harus jadi tuna wisma. Meski demikian, himpitan ekonomi tersebut ternyata jadi cambuk agar bisa sukses buat Chris Gardner.

Dia malah belajar sesuatu yang sangat baru buatnya, yaitu pialang saham. Kemudian, dia bertekad buat jadi anak magang terbaik biar bisa jadi karyawan tetap perusahaan tempatnya melamar. Akhirnya, Chris Gardner berhasil dan bahkan mendirikan perusahaan pialang sahamnya sendiri.

Dari film ini mengajarkan kamu buat gak menyerah saat alami kegagalan. Bisa jadi kegagalan tersebut malah jadi titik balik kamu jadi orang sukses dan kaya raya.

3. Forrest Gump

Film yang dibintangi oleh Tom Hanks ini patut kamu tonton, (IMDB).

Judul “Forrest Gump” diambil dari nama tokoh utamanya sendiri. Film tersebut menceritakan tentang si Forrest Gump yang acap kali dapat bullying. Sebab, Forrest memiliki keterbatasan fisik dan kecerdasan di bawah rata-rata.

Meski demikian, ternyata Forrest punya kemampuan berlari sangat cepat. Bahkan, diceritakan dia berlari mengelilingi Amerika Serikat selama lebih dari tiga setengah tahun yang bikin ia terkenal.

Sebelumnya, Forrest sendiri ternyata berhasil masuk pasukan militer Amerika Serikat dan ditempatkan di Vietnam. Bahkan, dia berhasil mengembangkan bisnis udang bersama rekannya, Bubba.

Dari kisah film “Forrest Gump” ini jadi pelajaran bahwa keterbatasan fisik bahkan mental bukanlah penghalang buat sukses. Kesuksesan adalah hak semua orang. Yang terpenting adalah gimana kamu mau berusaha.

4. Joy

Film “Joy” bisa nih dijadikan salah satu film buat motivasi kamu agar lebih sukses, (IMDB).

Diperankan oleh Jennifer Lawrence, film “Joy” berkisah tentang Joy Mangano yang adalah janda tiga anak yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Kehidupan Joy sangat rumit. Mulai dari orangtuanya yang bercerai dan dirinya juga mengalami hal sama seperti kedua orangtuanya.

Joy ternyata punya bakat yang terpendam sejak kecil. Akhirnya, dirinya membuat alat pel canggih yang dia beri nama Miracle Pop. Perjuangannya buat menawarkan prototype-nya tersebut pun gak mudah. Meski demikian, usahanya berhasil dan dia sukses jadi pengusaha kaya raya di New York.

Kisah Joy ini memberikan inspirasi bahwa kamu harus mencoba mengeksekusi ide yang ada dalam pikiran kamu. Plus, tentu aja berusaha buat meyakinkan orang-orang lain bahwa ide tersebut berhasil.

5. Slumdog Millionaire

Salah satu adegan di film “Slumdog Millionaire”, (IMDB).

Film “Slumdog Millionaire” emang menceritakan kisah seorang anak jalanan yang memenangkan kuis Who Wants to be a Millionaire. Meski demikian, perjalanan pemeran utama Jamal Malik (Dev Patel) sangat inspiratif buat disimak.

Apalagi kisah kaum kelas bawah seperti ini jarang diangkat ke film. Kisah Jamal Malik yang bertahan hidup di jalanan karena terpisah dengan ibunya sangat mengiris hati. Akan tetapi, Jamal Malik jadi contoh bahwa gimanapun kondisi kamu, kamu tetap harus berusaha.

Seorang anak jalanan sekalipun berhak buat sukses. Meskipun misalnya Jamal gak memenangkan kuis tersebut pun, Jamal udah kasih contoh perjuangan hidup yang begitu hebat.

6. Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar

Film yang dibintangi oleh Chelsea Islan dan Dion Wiyoko ini juga perlu kamu tonton kembali lho, (IMDB).

Film Indonesia satu ini menceritakan tentang motivator Merry Riana yang dulunya berhasil mendapatkan sejuta dolar sebelum usia 26 tahun. Perjalanannya buat jadi agen asuransi yang sukses cukup penuh liku.

Merry Riana harus menempuh pendidikan di Singapura karena kondisi Indonesia yang kurang kondusif. Di sana dirinya mesti berjuang buat menyelesaikan pendidikan tingginya karena uang yang dikirimkan orangtuanya nyatanya gak mencukupi.

Merry Riana gak menyerah gitu aja. Dirinya berhasil mendapatkan pinjaman pendidikan dan bahkan seusai kuliah dia berusaha buat segera melunasinya. Berbagai cara dia tempuh. Bahkan dengan cara bekerja membagi-bagi brosur.

Film inspirasi terbaik buat sukses dari “Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar” ini layak kamu tonton. Semangat Merry Riana buat mau bekerja apa aja dan mencoba menekuni bidang tertentu patut dicontoh.

7. 9 Summers 10 Autumns

Film “9 Summers 10 Autumns” ini juga bisa kamu tonton kembali lho, (IMDB).

Film “9 Summers 10 Autumns” bercerita tentang Iwan yang berasal dari kota kecil, Malang. Di sana dirinya tinggal bersama orangtuanya di rumah berukuran 6 x 7 meter aja. Bahkan, Iwan gak punya kamar sendiri.

Background keluarga Iwan jauh dari kata kaya. Ayahnya adalah sopir angkot sementara sang ibunda gak tamat bangku pendidikan Sekolah Dasar. Meski demikian, Iwan punya mimpi besar. Ia pun gigih menempuh pendidikan hingga membawanya bekerja di New York, Amerika Serikat. Gak tanggung-tanggung, Iwan berhasil dapat posisi bagus di perusahaan top dunia.

Kisah “9 Summers 10 Autumns” mengajarkan kamu bahwa buat meraih sukses, salah satunya bisa dilakukan dengan giat bersekolah. Pendidikan bisa mengubah cara pandang dan bahkan jadi batu loncatan buat sukses.

Film-film inspiratif terbaik yang udah disebutkan di artikel ini banyak menghadirkan pelajaran kesuksesan dari berbagai angle. Terbukti bahwa kesuksesan dan bahkan jadi kaya raya bisa kamu raih dengan berbagai cara. Yang terpenting adalah mau menggali potensi diri dan ulet bekerja.

Gak cuma itu, buat mencapai sebuah kesuksesan kamu emang mesti melalui sebuah proses. Proses lah yang membuat dirimu menjadi orang kuat dalam menghadapi segala rintangan dan dapat melaluinya dengan baik.

Jangan pernah takut dengan yang namanya sebuah proses dalam mengerjakan segala sesuatunya. Oh iya, doa juga salah satu kunci sebuah kesuksesan kamu dalam mencapai segala sesuatunya. (Editor: Mahardian Prawira)

Minggu, 30 Desember 2018

Aku dan PSK

Aku dan PSK itu.

Malam itu jam 11 aku membonceng Ayu (sebut saja namanya itu) seorang wanita yang berprofesi sebagai PSK jalanan, menuju ke sebuah kafe membeli seporsi roti bakar untuk dibawa pulang. Pemilik kafe, sebut saja Haji N cukup mengenalku. Saat mendapati aku masuk bersama wanita berdandan seksi itu, sorot matanya memandang aneh kepadaku. Kusalami dia dan ngobrol basa-basi seperlunya. Setelah Ayu membawa sebungkus roti bakar, kami pun pamit.

Ada dua obrolan yang ingin kuceritakan di sini. Obrolan pertama adalah antara aku dengan seorang kawan. Ringkasnya begini,

"kudengar gosip bahwa sampeyan pernah ke kafenya Abah N sama seorang PSK."
"Bukan gosip. Itu memang beneran."
"Kok sampeyan kenal sama PSK itu?"
"Gimana mau gak kenal? Dia biasa mangkal di depan warnet langgananku."
(peristiwanya tahun 2008. Kala itu blogger seperti aku masih ketergantungan sama warnet.)
"Kenapa sampeyan mengantarnya ke kafe Abah N?"
"Si Ayu punya anak perempuan, kelas 2 SD. Lha anak ini gak mau sekolah kalo gak dibawain roti bakar sebagai bekal makan siang. Nah, jam 11 malam kan yang jualan roti bakar dekat situ sudah pada tutup. Kecuali kafenya Haji N yang jaraknya lumayan jauh. Makanya kuantar dia pakai motor, daripada anaknya besok gak mau sekolah."
"Kalo gosipnya nyebar, sampeyan gak takut dianggap suka mainan PSK?"
"Kalo memang iya, lantas kenapa? Kayak hal yang penting saja.. "

Itu tadi obrolan pertama. Sekarang obrolan kedua antara aku dan Ayu, beberapa bulan setelah peristiwa itu. Aku mengalami kecelakaan lalulintas yang membuatku beberapa hari tidak muncul ke warnet selama pemulihan.

"Mas maaf ya, aku tidak menjenguk sampeyan selama sakit."
"Gakpapa, Nduk.."
"Padahal aku sangat pengen menjenguk, pengen tahu keadaan sampeyan."
"Lantas kenapa kok gak ke rumah saja? Kan dekat dari sini."
"Aku takut kalo tetangga sampeyan lihat, ada yang tahu kalo aku ini pelacur, nanti mereka akan berpikir buruk tentang sampeyan!"

Nah, sekarang bandingkan kedua obrolan di atas.

Dia yang merasa dirinya bermoral ternyata mudah berprasangka buruk padaku. Sedangkan seorang pelacur jalanan yang katanya amoral justru mempedulikan nama baikku.
__________________________________________
Didalam putih, manusia melihat ke hitam. Maka hitamlah hatinya.
Ketika didalam hitam, manusia mendambakan putih. Maka dikejarlah putih itu.
Orang yg tidak paham mengasihani diri sendiri... Tdk kasihan terhadap orang lain.
__________________________________________
Kadang kita lupa, kalau diri kita ini tak lebih baik dari siapapun. Begitu kita sudah merasa lebih baik sedikit saja, tamat lah sudah.

Saya teringat cerita tentang seorang Syekh yang menyuruh muridnya membawakan dia sesuatu yang terburuk, yang muridnya temui di jalan. Pertama, ia bertemu dengan seorang pemabuk, dan dalam hati dia berkata "hari ini dia memang berdosa, tapi esok? Barang kali aku yang berdosa dan dia menjadi jauh lebih baik dariku." Kemudian ia melihat bangkai tikus, dan dalam hati kembali berkata "Apa aku bawakan Syeikh bangkai ini saja? Ah, aku memang manusia yang tak tahu malu." Sampai pada akhirnya, murid itu kembali kepada Syekh dan berkata "Maaf, aku tak menemukan sesuatu yang lebih buruk selain diriku." Mendengar ucapan muridnya, Syekh tersenyum dan berkata "Muridku, sikapmu sungguh benar."
__________________________________________

Kamis, 27 Desember 2018

SERAT PEPALI KI AGENG SELO

PEPALI KI AGENG SELO

PUPUH I
DHANDHANGGULA

1. Pépali-ku ajinén mbrékati, Tur sélamét sarta kuwarasan, Pépali iku mangkene, Aja gawe angkuh, Aja ladak lan aja jail, Aja ati sérakah, Lan aja célimut; Lan aja mburu aléman, Aja ladak, wong ladak pan gélis mati, Lan aja ati ngiwa.

“Pepali”-ku hargailah (supaya) memberkahi, Lagi pula selamat, serta sehat. Pepali itu seperti berikut : Jangan berbuat angkuh,  Jangan bengis dan jangan jahil, Jangan hati serakah, (tamak, loba), Dan jangan panjang tangan; Jangan memburu pujian, Jangan angkuh, orang angkuh lekas mati, Dan jangan cenderung kekiri.

2. Padha sira titirua kaki, Jalma patrap  iku kasihana, Iku arahén sawabe ! Ambrékati wong iku, Nora kéna sira wadani, Tiniru iku kéna, Pambégane alus,  Yen angucap ngarah-arah, Yen alungguh nora pégat ngati-ati,Nora gélém gumampang.

Hendaklah meniru “kaki”, Janma susila, itu sayangilah, Carilah sawabnya ! (sawab = tuah) Memberi berkah orang itu, Tidak boleh kau mencelanya. Lebih baik menirunya. Pendiriannya halus, Jika mengucap berhati-hati, Jika duduk tiada putus-putusnya berhati-hati, Tidak suka serampangan (menganggap mudah atau gampang.

3. Sapa sapa wong kang gawe bécik, Nora wurung mbenjang manggih arja, Tékeng saturun-turune. Yen sira dadi agung, Amarintah marang wong cilik, Aja sédaya-daya, Mundhak ora tulus, Nggonmu dadi pangauban. Aja nacah, marentaha kang patitis, Nganggoa tépa-tépa.

Barang siapa yang berbuat baik, Tiada urung kelak menemui bahagia, Sampai kepada keturunan-keturanannya, Jika kamu manjadi orang besar. Memerintah orang kecil, Jangan keras-keras,  Nantinya tan akan tetap, Kamu menjadi pelindung. Jangan sembarangan, perintahlah yang tepat, Pakailah kira-kira.

4. Padha sira ngesthoké kaki, Tutur ingsun kang nédya utama, Angarjani sarirane. Way nganti séling surup, Yen tumpang suh iku niwasi, Hanggung atélanjukan, Témah sasar susur. Téngraning jalma utama, Bisa nimbang kang ala lawan kang becik. Rasa rasaning kémbang.

Hendaklah diperhatikan kaki, Nasihatku yang bertujuan utama, Membahagiakan dirimu. Jangan sampai salah terima, Bila tumpang balik menewaskan, Selalu keliru, Hingga simpang siur.  Tanda manusia utama, Dapat menimbang yang buruk dan baik, Rasa dan rasa bunga.

5. Kawruhana pambengkasing kardi, Pakuning rat lélananging jagad, Pambekasing jagad kabeh, Amung budi rahayu, Sétya tuhu marang Hyang Widi. Warastra pira-pira, Kang hanggung ginunggung, Kasor dening tyas raharja. Harjaning rat punika pakuning bumi, Kabeh kapiyarsakna.

Ketahuilah penyelesai segala kuwajiban, Pros Alam, si Jantan didunia, Pembebas seluruh dunia, Tak lain ialah yang berbudi rahayu,Setia sungguh kepada Yang Maha Kuasa. Senjata ber-macam-macam, Yang selalu dipuji-puji, Kalah dengan hati lurus. Keadilan alam ialah pusat peredaran bumi, Dengarkanlah semua ini.

6. Pomapoma anak putu mami, Aja sira ngégungakén akal, Wong akal ilang baguse. Dipun idhép wong bagus, Bagus iku dudu mas picis, Lawan dudu sandhangan, Dudu rupa iku. Bagus iku nyatanira, Yen dinulu asih sémune prakati, Patrap solah prasaja.

Mudah-mudahan anak cucuku, Jangan kamu menyombongkan akalmu, Orang berakal hilang bagusnya.Ketahuilah, orang bagus ! Kebagusan bukan mas picis, Dan bukan pakaian (yang mentereng), Bukan paras muka. Bagus itu sebenarnya, Menimbulkan rasa sayang, tampaknya memikat hati,Tingkah laku yang sewajarnya (yang tidak dibuat-buat).

7. Lawan aja dhémVn ngaji-aji, Aja sira képengin kédhotan, Kadigdayan apa dene, Aja sira mbédhukun, Aja ndhalang lan aja grami, Aja budi sudagar, Aja watak kaum, Kang den ajab mung ruruba, Kaum iku padune cukéng abéngis, Iku kaun sanyata.

Dan jangan gemar akan mukjizat, Janganlah kamu ingin kebal, Kesaktian apa lagi, Jangan kamu menjadi dukun, Menjadi dalang atau berniaga, Jangan berbudi saudagar (berbudi – berwatak), Jangan bertabiat lebai (kaum), Yang diharap-harap hanya keuntungan, Lebai itu kata-katanya tegar dan bengis, Benar demikian lebai itu.

8. Kumbah, krakah, cukit lan andulit, Miwah jagal, mélantén, kumala, Iku nora dadi gédhe. Wajib sinirik iku, Pan wus aja ngaruh-aruhi, Aja doyan sémbrana, Matuh analutuh,  Niwasi barang karya, Wong sémbrana témahane nora bécik. Nyényénges nanjak-nanjak.

Penatu, penjual daging, penjual trasi dan kapur sirih, Pembantai, [emutih dan pedagang akik, Itu tidak akan menjadi besar.Wajib ditegahkan itu,  janganlah menegur mereka. Jangan gemar bersenda, Terbiasa terlanjur, Menggagalkan sembarang pekerjaan, Orang bergurau akibatnya tidak baik, Mengejek menonjol-nonjolkan diri.

9. Pae wong kang makrifat séjati, Tingkah una-unine prasaja, Dadi panéngeran gédhene. Eséme kadi juruh, saujare manis trus ati, Iku iangaran dhomas. Wong bodho puniku, Ingkang jéro isi émas, Ingkang nduwe bale kencana puniki, Bola bali kinenca.

Berbedalah orang yang makrifat sejati, Tingkah dan ucapanya bersahaja, Menjadi tanda kebesarannya. Senyumnya bagaikan kental gula, Tiap ucapannya selalu manis terus hati. Itulah yang disebut dhomas. Orang bodoh yang, Jiwanya berisi mas, Yang memiliki tahta kencana ini, Berulang-ulang direncanakan.

10. Keh tépane mring sagunging urip, Pan uninga ati téngu géngnya,  Ingkang sasingkal gédhene. Endhog bisa kéluruk, Miwah géni binakar warih. Iku talining barat, Kawruhana iku !! Manjing atos nora rénggang, Bisa mrojol ing kérép dipun kawruhi, Kang céndhak kéthokana.

Banyak belas kasihan kepada semua yang hidup, Kan mengetahui besar hati tungau,Yang sebesar sebuah singkal. Telur yang dapat berkokok, Dan api yang dibakar dengan air. Itu tali angin, Ketahuilah itu !! Masuk kedalam barang keras tan meratakkan, Dapat menerobos jala yang kedap ketahuilah juga !! Potongolah segala yang pendek !! 

11. Aja watak sira sugih wani, Aja watak sok ngajak tujaran, Aja ngéndélkén kuwanen, Aja watak anguthuh, Ja ewanan lan aja jail, Aja ati canthula, Ala kang tinému. Sing sapa atine ala, Nora wurung bilahi pinanggih wuri, Wong ala nému ala.

Jangan berwatak menyombongkan keberanian, Jangan berwatak sering suka bertengkar, Jangan menyandarkan diri pada keberanian, Jangan berwatak tak tahu malu, Jangan irihati dan jangan jahil, Jangan berhati lancang, Buruk yang didapat, Barang siapa berhati jahil, Tiada urung celaka akhirnya didapat, Orang jahat menemukan jahat.

12. Poma-poma anak, putu sami, Aja sira méngeran busana, Aja ngéndélkén pintéré, Aja anggunggung laku. Ing wong urip dipun titeni, Akétareng basa, Katandha ing sému. Sému bécik, sému ala, Sayéktine ana tingkah solah muni, Katon amawa cahya.

Mudah-mudahan anak, cucu, semua, Jangan bertuhan kepada perhiasan, Jangan congkak akan kepintaranmu, Jangan menyanjung-nyanjung laku. Itu disaksikan oleh sesama-hidup,  Terlihat dalam budi-bahasmu, Tertanda pada roman-mukamu. Semu baik, semu jahat, Sebenarnya berkata dalam tingkah-laku, Tampak pada cahaya.

13. Aja sira amadhakkén jalmi, Amarentah kaya sato kewan, Kébo, sapi, miwah iwen. Aja sira prih wéruh, Kaya wong, pan nora ngréti. Aja kaya si Soma, kVbone pinukul. Sababe sinau maca, Yen bisaa nora beda padha urip,Mulane awéwuda.

Jangan kau persamakan dengan manusia, Bila kau perintah hewan, Kerbau, sapi dan unggas. Jangan mencoba mengajarnya, Sebagai manusia, karena tidak mengerti. Jangan seperti si Soma, Kerbaunya dipukuli. Sebabnya kau telah belajar membaca. (tidak buta huruf), Sedapat-dapat perlakukanlah dengan baik, tak beda sesama hidup. Asal-mulanya telanjang juga.

14. Ayam ginusah yen munggah panti, Atanapi lamun mangan béras, Kébo ingadhangan bae, Iku wong olah sému,  Lamun sira tétanggan kaki, Yen layak ingaruhan, Aruhan iku. Yen tan layak-énéngéna, Apan iku nggémeni darbek pribadi, Pan dudu rayatira.

Ayam dihalau jika hendak masuk rumah, Kalau-kalau nanti makan beras, Jika kerbau dihalang-halangi saja,  Itu tindakan orang yang belajar hal-ihwal. Apabila kamu bertetangga dengan dia buyung. Kalau sudi ditegur-sapa, Kenalilah ia. Jika tidak sudi, diamkanlah saja,Lagi pula bukan keluargamu.

15. Patrapéna rayatira kaki, Anak, putu, sanak, présanakan, Enakéna ing atine. Lamun sira amuruk, Wéruhéna yen durung sisip. Yen wus katiwasan, Aja sira tuduh. Kelangan tambah duraka, Yen wus tiwas sira umpah-umpah kaki !! Tur iku mundhak apa !??

Jalankanlah terhadap keluargamu cucuku, Anak, cucu, sanak, persaudaraan, Enakkanlah hati mereka. Kalau kau mengasuh, Beritahulah sebelum khilaf. Jika sudah bersalah, Janganlah ditegur-tegur. Rugi tambahan pula durhaka, Bila sudah salah diumpat-umpat lagi cucuku ! Dan lagi apa manfaatnya !??

16. Bumi, géni, banyu miwah angin, Pan srengenge, lintang lan rémbulan, Iku kabeh aneng kene. Ségara, jurang, gunung, Padhang péténg, padha sumandhing, Adoh kalawan pérak, Wus aneng sireku. Mulane ana wong agucap, Sapa bisa wong iku njaringi angin, Jaba jalma utama.

Bumi, api, air serta angin, Matahari, bintang dan bulan, Itu semuanya ada disini. Laut, lembah dan gunung, Terang dan gelap ada disamping, Jauh dan dekat, Sudah ada dalam dirimu. Karena itu ada orang yang berkata : Siapa yang dapat menjala angin, Kecuali manusia utama.

17. Tama témén tumaném ing ati, Atinira tan nganggo was-was, Waspadha marang ciptane. Tan ana liyanipun, Muhung cipta harjaning ragi, Miwah harjaning wuntat. Ciptane nrus kalbu, Nuhoni ingkang wawénang. Wénangira kawula punika pasthi, Sumangga ring kadarman.

Baik dan jujur tertanam dalam hati, Hatinya tak mengandung was-was (galau), Waspada terhadap ciptanya.Tak ada lainnya, Dalam ciptanya hanya kebahagiaan badan, Dan kebahagian dikemudian hari. Ciptanya meresap dalam kalbu, Meyakini kepada Yang Kuasa. Kekuasaan hamba itu sesungguhnya pasti, Terserah kepada kemurahan Tuhan.

PUPUH II
ASMARADHANA

1. Poma sira aja dréngki, Dahwen marang ing sasama. Sama den arah harjane, Harjane wong aneng dunya. Dunya tékeng akerat, Akerate amrih lulus, Lulus dennya méngku nikmat.

Hendaknya engkau jangan dengki, Suka mencela orang lain. Usahakanlah kebahagiaan bersama, Kebahaian orang didunia. Didunia sampai keakhirat. Akhiratnya supaya lulus, Lulus sehingga mendapat nikmat.

2. Nikmat rasane ing ati, Ati pan ratuning badan, Badan iku sajatine, Pan iku ingaran kudrat. Kudrat karsaning Allah, Allah ingkang Maha Agung, Luhur tan ana pipindhan.

Nikmat rasanya dalam hati, Hati itu rajanya badan. Badan itu sebenarnya, Apa yang disebut kodrat. Kudrat ialah kehendak Allah, Allah Yang Maha Agung, Luhur tiada taranya.

3. Padha kawruhana yékti, Yéktine ngelmu sarengat. Sarengat awit kang gédhe, Panggédhening ngelmu nyata, Nyatane neng sarengat. Sarengat den amrih tutug, Tutug marang ing Kakekat.

Ketahuilah yang sebenar-benarnya, Ilmu syariat yang sebenarnya. Syariat ialah permulaan yang utama, Pemuka segala ilmu kenyataan, Kenyataannya terdapat dalam syariat. Maka selesaikanlah syariat itu, Hingga meningkat kehakikat.

4. Kakekate ngelmu jati, Jati sagunging upama, Upama kang katon kabeh, Kabeh iki aneng dunya, Dunya tibanging kerat, Ngakerat dina ing mbesuk, Mbesuk iya dadi dunya.

Hakikat ilmu sejati, Sari segala peristiwa, Peristiwa yang dapat disaksikan semua, Semua ini ada didunia. Dunia lawannya akhirat. Akhirat itu hari kemudian, Kemudian juga jadi dunia (sekarang).

5. Dunya dina kang saiki, Ik kang aran ngakerat, Ngakerate uwong biyen. Mbiyen ngarani ngakerat. Ya iki ingaranan, Arane mungguh ta ingsun, Ingsun iki lagi dunya.

Dunia ialah hari sekarang, Ini yang disebut akhirat, Akhirat bagi orang dahulu. Orang dahulu menamakan akhirat Sekarang ini. Artinya bagi saya, Saya ini baru mengalami dunia.

6. Neng dunya kang sugih puji, Puji tégésé pamuja. Muja iku nékakaké, Nékakake kanikmatan. Nikmate badanira. Yen sira témén satuhu, Tuhu téka dennya muja.

Didunia sebaiknya perbanyaklah puji, Puji artinya memuja. Memuja itu mendatangkan, Mendatangkan kenikmatan, Kenikmatan badanmu, Bila kamu bersungguh-sungguh , Sungguh akan tercapai cita-citamu.

7. Yen sira muja sémedi, Pan mangkana pujinira : Rabbana-a-tina mangke, Fidunya lan kasanatan, Wafil akhirati kasanat, Wakina lan malihipun, Ngadabanar. Tégésira :

Jika kamu memuja dan bersemedi, Demikianlah doanya : Rabbana-a-tina selanjutnya, Fiddunya kasanatan, Wafil akhirati kasanat, Wakina dan seterusnya, ‘Azabanar. Maksudnya :

8. Pangeran hamba sayékti, Kawula nyuwun kamulyan,Ing dunya mulya slamine. Tumékoa ing akerat, Kinacekna sasama. Salamat téguh rahayu, Tébihna siksa néraka.

Tuhan hamba yang sebenar-benarnya, Hamba memohon kemulian,Didunia mulia selama-lamanya. Hingga sampai diakherat, Bedakanlah hamba dari sesama. Selamat, sentosa, bahagia, Jauhkanlah dari azab (siksa) neraka.

9. Sagung wong kang nému bécik, Kang samya anuwun rahmat, Kang cukup iku pujine !! Poma den padha estokna, Gélém nora géléma, Kajaba kang nora sarju, Mangsa borong karépira.

Semua orang yang menemui nasib baik, Yang memohon rahmat, Hendaknya diperbanyak doanya !! Hendaklah diperhatikan dengan benar, Mau atau tidak mau, Kecuali mereka yang tidak sepaham, Terserah apa kehendakmu.

10. Gusti Allah ngudaneni, Marang makhluk sadayanya, Kang ala tanapi sae. Nadyan rambut para sapta, Apan wus nora samar. Ala bécik mung jinurung, Nora pégat ciptanira.

Allah Maha Mengetahui, Kepada makhluk semuanya, Yang jahat dan yang baik. Meskipun rabut dibelah tujuh, Tidak luput dari penglihatan-Nya. Baik buruk selalu diberkahi, Tak terputus dari kehendaknya masing-masing.

PUPUH III
MEGATRUH

1. Wruhanira tekad ingkang luwih luhung, Poma dipun ngati-ati, Akeh sambekalanipun. Wali mukmin sadayeki, Pirang-bara manggih yéktos.

Ketahuilah tekad yang lebih tinggi, Jalankanlah dengan hati-hati, Banyak rintangannya. Wali mukmin semuanya, Mudah-mudahan benar-benar menemukannya.

2. Lamun luput aneng dunya lakunipun, Ngakerat datan pinanggih. Yen énom wédélanipun, Babarane nora bécik. Ya iku poma kang yéktos !!

Jika salah jalan didunia, Di akhirat tidak pernah akan ketemu. Bila muda wédélanya (celupannya). Babarannya tidak baik. Itulah ibarat yang tepat !!

3. Pang mangkana, manawa bae ing mbesuk, Oleh dhangane kang ati. Nging aja mésthekkén iku ! Manawa ana ingkang sih, Antuk suwargadi kaot.

Demikian, barang kali kemudian, Mendapat kemurahan hati (Tuhan). Tapi jangan dipastikan itu ! Bila ada kasih sayang, Mendapat surga indah yang berbeda.

4. Wruhanira wong ahli ilmu puniku, Sarta tekat ingkang bécik, Cinadhang suwarga mbesuk. Swarga pépitu yékti, Ana luhur, ana asor !

Ketahuilah ! orang berilmu itu, Serta yang bertekad baik, Kepadanya disediakan surga kelah. Disediakan tujuh surga, Ada yang tinggi dan ada yang rendah ! 

5. Prmilane den wruh ala bécik iku ! Kang ala dipun singkiri, Kang bécik wajib tiniru ! Allah pasthi ngudaneni, Ginadhang-gadhang kinaot.

Maka ketahuilah soal buruk dan baik itu ! Yang buruk supaya dijauhi, Yang baik wajib ditiru ! Allah pasti mengetahuinya, Mencadang-cadangkan keistimewaan.

6. Ingkang ala pasthi cinadhang ing mbesuk, Pinrénah aneng Yunani. Dene ingkang bécik iku, Pasthi cinadhang ing mbenjing, Aneng suwargadi kaot.

Yang jahat pasti dicadangkan kelak, Ditempatkan dalam neraka. Dan yang baik itu, Pasti dicadangkan kemudian, Ditempatkan disurga yang indah dan istemewa.

7. Pan mangkana iku adiling Hyang Agung. Pramila den ngati-ati, Neng dunya aja katungkul. Sanajan ala sireki, Nuli elinga ing batos !!

Demikian itu keadilan Tuhan Yang Maha Agung, Maka hendaknya berhati-hati, Didunia jangan terlanjur-lanjur. Meskipun jahat kamu itu, Segera sadarlah dalam batin !!

8. Lamun sira durung eling lampus, Kainan pinanggih wuri. Sru gétun dahat kaduwung. Katungkul duk kala urip, Ngakerat kari bébéndon.

Bila kau belum sadar lalu meninggal,  Hina yang didapat kelak. Sangat kecewa dan sangat menyesal, Terlanjur ketika didunia.Diakhirat tinggal bencana.

9. Pan yaiku musthikane kang lapil hu, mBengkas sagung ponang lapil. Pan iku bae wus cukup ! Nanging ati ingkang suci, Poma-poma den kalakon !

Itulah mustika lafal agung (HU), Yang meniadakan semua lafal lain. Itu saja sudah cukup ! Tapi hendaknya yang suci, Mudah-mudahan sungguh terlaksanalah !

10. Ya wa inna rohmatullahi karibun, Minal mukminina yékti. Satuhune lapil iku, Ingkang padha dipun esthi. Dene eling lahir trus batos !

Wa inna rahmatullahi karibun, Minal mukminina. Sebenarnya lafal itu, Ialah yang menjadi tujuan. Hendaklah ingat lahir-batin !

11. Pan mangkana tégése lapal puniku : Sagung rahmating Hyang Widi, Pinérakakén mring makhluk, Kang sami akarya bécik, Angesthi nédya rahayu.

Demikianlah arti lafal itu : Segala rahmat yang Maha Kuasa, Didekatkan pada makhluk, Yang suka berbuat baik, Bertujuan kerah kebajikan.

12. Aneng dunya dipun srégép anénandur, Lan dipun srégép rérésik. Tégése srégép nénandur : Agawe ngamaling dhiri, Kang rila ing lair batos.

Didunia hendahnua rajin menanam, Dan rajin membersihkan (mencucikan). Artinya rajin menanam : Ialah beramal untuk kebaikan dhiri. Dengan ikhlak lahir batin.

13. De maknane kang bangsa rsik puniki : Karam makruh den sumingkir, Dohna ing dédosa sagung, Dosa samar-samar gaib. Eling-eling den waspaos !

Akan makna hal bersih itu : Haram makruh hendaknya dijauhi, Jauhkan diri dari segala dosa, Dosa samar-samar gaib. Ingat-ingatlah dengan waspada !

14. Eling iku mituhu marang pitutur, Pitutur kang muni tulis; “karya bécik” yen digugu. Poma den padha angesthi, Iku marganing kinaot !

Ingat berarti percaya pada petuah, Petuah yang sudah tertulis; “Berbuatlah baik”, bila dipatuhi, Hendaknya ini dijakan tujuan, Itulah jalan kearah kebesaran !

PUPUH IV
M I J I L

1. Ngelmu sarengat puniku dadi, Wawadhah kang yéktos. Kawruh télu pan kawéngku kabeh, Kang serengat kanggo lair batin. Pramilane sami, Sarengat rumuhun.

Ilmu syariat itu jadi, Tempat yang sebenarnya. Ketiga itu tlah terkandung didalamnya semua, Dalam syariat untuk lahir dan batin. Maka hendaknya semua, Menjalankan syariat dahulu.

2. Ngelmu tarekat punika dadi, Dédalan kang yéktos, Lamun arsa wruh ing Pangerane. Luwih angel, marga saking sulit. Ati sanubari, Séjatine iku !

Ilmu tarekat itu jadi, Jalan yang sejati, Bila ingin megetahui Tuhan. Lebih sukar oleh karena sulit. Hati sanubari, Sebenarnya itu !

3. Ngelmu kakekat puniku pasthi, Wéruh kangsayéktos, Ing wuhude Pangeran sipate, Nanging Allah tan kéna kadéling.Katingale ugi,Neng sipatireku.

Ilmu hakikat itu pasthi, Tahu yang sebenarnya,Kenyataan sifat-sifat Tuhan. Akan tetapi Allah tak dapat dilihat. Terlihatnya juga, Hanya pada sifat-sifatnya.

4. Dene ngelmu makripat kang luwih, Wéruh kang samélok. Den rumangsa iku ing uripe ! Sébab urip napas manjing mijil. Ya iku sayékti, Wéruh kang satuhu.

Sedangkang ilmu makrifat yang lebih tinggi, Artinya tau dengan sesungguhnya. Sadarilah itu dalam hidupmu !  Sebab hidup keluar masuknya napas. Itulah sebenarnya, Tahu yang sebenar-benarnya.

5. Lamun mérém sipate Hyang Widi, Katingal mancorong. Lamun mélek katingal ing Date, Ing salwiring kang katingal kabeh. Jémbar padhang iki, Pratandha Hyang Agung.

Bila mata terpejam sifatnya Yang Maha Kuasa, Nampak bercahaya. Bila mata terbuka kelihatan dalam Dzat, Segala yang nampak semua, Luas dang terang benderang ini, Pertanda sifatnya Yang Maha Agung.

6. Lamun sira kabeh wus mangérti, Ngelmu papat manggon, Poma aja mancungul ungase ! Dipun gémi, tanapi den rémpit,Sayéktiku wadi,Lir gandrung mangun kung.

Bila kamu semua sudah mengerti, Kedudukan keempat ilmu, Janganlah menampakkan kesombongan ! Hendaknya berhemat dan cermat, Sebenarnya itu rahasia, Bagaikan jatuh cinta yang membara.

7. Lawan malih, wékas ingsun sami, Aja laku awon, Ing sabarang sarak larangane ! Dipun eman wéruh ngelmu iki, Supayane mbenjing, Ngakerat képangguh !

Lagi pula, pesan saya semua, Jangan berbuat jahat, Ingatlah segala larangan sarak ! Sayangilah akan pengetahuan ilmu ini, Supaya kelak, Diakhirat menemukan buahnya !

8. Lawan malih dipun ngati-ati, Den sabar lan kamot, Lamun ana cobaning Hyang méngke ! Setan julig, wasis miranteni, Pramilane sami, Den awas lan emut !

Lagipula hendaknya berhati-hati, Hendaknya sabar dan tahan, Bila ada coboaan dari Tuhan nantinya ! Setan licik, pandai membuat perangkap, Oleh sebab itu, Selalu waspada dan ingat !

9. Iya iku pawitan kang luwih, Sabar lawan kamot ! Pan wus kocap dalil Qur’an nggone : Wabasiri sabarina. Yékti, Bébungah Hyang Widi, Kang sabar ing laku.

Yaitu merupakan modal yang lebih, Sabar dan tahan ! Yang sudah tertulis dalam dalil Qur’an tempatnya : Wabasiri sabarina. Benar, Merupakan kUrnia dari Allah, Yang sabar dalam menjalaninya.

10. Ingkang sampun tédhas ilmu iki, Tan darbe pakewoh, Ing sabarang lakuning uripe, Upamane sarah munggeng jladri, Tan karsa pribadi, Mung lakuning alun.

Yang dapat mengunyah ilmu ini, Tidak memiliki perasaan segan, Di semua perjalanan hidupnya, Ibarat sampah didalam lautan, Tak ada kehendak pribadi, Hanyalah ikut geraknya belombang.

11. Miwah kudu anggaweya bécik, Mring sapadhaning wong. Aja nédya ngudi wawalésé ! Gusti Allah pasthi anyémbulih, Yen apotang bécik, Ngakerat tinému.

Dan wajib berbuat kebaikan, Kepada sesama orang. Jangan mengaharap balasannya ! Allah pasti akan membalasnya, Yang meminjamkan kebaikan, Diakhirat akan mendapat balasannya.

12. Poma aja sumélang ing galih, Lair miwah batos, Janji sira anétépi bae, Ing unine supatra kadyeki, Pasthi datan kédhip, Kang Allah Mukidun.

Janganlah mempunyai rasa was-was dalam hati, Lahir serta batin, Asal kamu menepati saja Bunyi kalimat seperti ini, Tidak akan berkedip, Yaitu Allah Makidun.

13. Pan wus kocap ana ndalém kadis, Lapal kang sayéktos. Mantala wajidahu lapale, Wajidahu tégése kang arti : Yen témén sayékti, Kakekating masbun.

Yang tlah tersbut didalam Hadist, Lafal yang sejati. Mantala wajida, Wajidahu artinya : Apabila jujur yang bersungguh-sungguh, Hakikatnya masbun.

14. Sakarsanta, Allah anjurungi,  Denira krahayon. Pan ginadhang prapteng salalise. Gusti Allah yen amundhut urip, Mring kawula sami, Ngaget praptanipun :

Sekehendakmu, Allah meluluskan, Kehendak akan bahagia, Yang sudah dicadangkan hingga datangnya maut. Bila Allah mengambil hidup, Dari semua hamba-Nya, Secara tiba-tiba kedatangannya.

Lamun sira bida nganggo iki, Dadi jalma kaot. Yeku aran manungsa arane.  Tégésira unusaning jalmi. Arang kang ngawruhi, Wrin manungsanipun.

Bila kamu dapat mempergunakan ilmu ini, Jadi orang yang terpilih. Itu artinya manusia yang sejati. Maksudnya ialah sari-intinya manusia. Jarang ada yang megetahui, Mengetahui manusiaannya.

PUPUH V
MASKUMAMBANG

1. Wruhanira, sagung wong urip puniki, Pésthi lamun péjah. Yen wus péjah urip malih. Uripe pan warna-warna.

Ketahuilah, semua orang yang hidup ini, Pasti akan mati (meninggal). Kalau sudah mati hidup lagi, Hidupnya itu bermacam-macam.

2. Sébab dene anut ngamale duk nguni. Yen bécik ngamalnya, Ngakerat dadine bécik. Aja nganti dadi ala.

Sebab menurut amalnya dahulu. Jika baik amalnya, Diakherat jadinya baik. Jangan sampai menjadi buruk.

3. Pramilane den padha laku kang bécik, Supadi dadiya, Ngakerate dadi bécik. Wong bécik pasthi raharja.

Oleh sebab itu berbuatlah yang baik, Supaya akibatnya, Akhiratnya menjadi baik. Orang baik tentu bahagia (selamat).

4. Pan wong ala yen masih tinitah janmi, Iku pan wus béja. Tinimbang dadi bubabi, Aluwung dadiya janma.

Bila orang jahat masih dilahirkan menjadi manusia, Itu masih untung. Daripada jadi babi, Lebih baik jadi manusia.

5. Dene ingkang bécik ora dupeh sugih, Nora dupeh wirya, Nora dupeh priyayi. Ala bécik karseng driya.

Dan yang dianggap orang baik itu, bukan karena orang kaya,Bukan karena kedudukan (pangkat), Bukan karena bangsawan. Jahat dan baik itu kehendak hati.

6. Wus mangkana iku karsane Hyang Widi : Urip nuli péjah, Yen wus péjah urip malih, Léstari tanpa wekasan.

Sudah demikian kehendaknya Hyang Widi : Hidup lalu mati, Sesdudah mati hidup lagi, Abadi tak ada akhirnya.

7. Wruhanira, dene laku ingkang bécik, Iku karsaning Hyang. Kang ala lakune iki, Padha karsaning Hyang Suksma.

Ketahuilah, sedangkan perbuatan yang baik, Itu kehendaknya Hyang (Tuhan). Demikian perbutan yang jahat, Semua atas kehendak Hyang Suksma.

8. Aja mamang, wus kocap ing dalil-dalil : Wa tukrijul haya Kalawan min al mayiti, Lan wa tukrijul mayita.

Jangan ragu-ragu, sudah tersebut dalam dalil-dalil : Wa tukrijul haya, Dan min al mayiti, Dan wa tukrijul mayita.

9. Min al hayi. Kalawan lapale malih : Watarjug man tasa, Miwah bil gaera hisabi. Tégése lapal punika :

Min al hayi. Dan lapal seterusnya: Wa tarjug man tasa, Dan bil gaira hisabi. Arti lafal tersebut adalah :

10. Gusti Allah amétokakén ing urip, Awit saking péjah; Lawan métokakén pati, Kang pati wit saking gésang.

Allah menciptakan hidup, Berawal dari kematian; Dan menciptakan kematian, Sedang kematian berawal dari hidup.

11. Ingkang gésang iku samya den paringi, Réjéki ing Allah. Ana akeh ana thithik, Apan pinentés ing kira.

Yang hidup itu semuanya diberi, Rejeki oleh Allah. Ada yang banyak ada yang sedikit,Masing-masing manurut kadarnya.

12. De ingkang pinaringan réjéki luwih, Den sukur ing Allah, Ingkang pinaringan thithik, Den narima ing Pangeran.

Yang diberi rejeki banya, Bersyukurlah kepada Allah. Dan yang diberi rejeki sedikit, Berterimakasihlah kepada Tuhan.

PUPUH VI
DHANDHANGGULA

1. Wruhanira urip puniki, Dipun ngrasa yen bakal palastra, Tanwun ngaraha slaméte. Tégése slamét iku, Antuk rahmat saking Hyang Widi. Tégése aran rahmat, Cinadhang swarga gung. Dene kang aran suwarga, Sarwa dhangan ngakihrat mukti léstari, Sapangkat murwatira.

Ketahuilah orang hidup itu, Bahwa ia akan menemui ajal. Baiknya usahakan keselamatan, Artinya selamat itu, Memperoleh rahmatnya Hyang Widi. Arti sebutan rahmat, Disediakan surga mulia. Dan yang dinamakan surga, Serba bahagia diakhirat yaitu kemuktian yang kekal, Menurut derajat dan kepantasannya.

2. Pan mangkana neng dunya duk urip, Lamun thithik kabécikanira, Ngakhirat thithik rahmate. Yen akeh bécikipun, Pésti akeh rahmat tinampi. Upamane wong dagang, Paitane agung, Pésthi akeh bathinira. Lamun thithik paitane, duk ing kuni, Pésthi thithik bathinya.

Demikian sewaktu hidup didunia, Bila sedikit kebaikannya, Diakhirat sedikit rahmatnya. Jika banyak kebaikannya, Tentunya banyak rahmat yang diterima. Seumpama orang berdagang, Modalnya besar, Tentunya banyak untungnya (laba). Bila sedikit modalnya sejak dahulu kala,  tentunya sedikit keuntungannya.

3. Undha-usuk pangkating urip : Kang rumiyin pangkating kawiryan, Prihatin pangkat pindhone. Karo Karseng Hyang Agung. Gung kawula darma nglakoni, Béja, cilakanira, Atas lokil makpul. Pan wus pinasthi Hyang SUksma. Lire : Béja, cilaka pasthi ndhaténgi. Papésthen rong prakara. 

Tingkatan martabat dalam hidup : Pertama kemewahan, Duka-cita yang kedua. Keduanya kehendak Hyang Agung. Semua hamba sekedar menjalani, Bahagia dan celaka, Bergantung kepada lokil makhful. Sudah dipasthikan oleh Hyang Suksma. Artinya : malang, mujur tentunya akan mendatangi. Takdir dua macam itu.

4. Pramilane sagung wong aurip,  Aja bungah yen ginanjar mulya, Suka, prihatin darbeke : Manawa ngakiripun, Lamun témén marang Hyang Widi, Sayékti tinéménan, Panédyaning manus. Ing dunya dereng kalakyan, Aneng akhir sayékti lamun pinanggih, Wawalése tyas harja.

Oleh sebab itu semua orang hidup, Jangan bergembira bila dianugrahi kemulian, Senang, susah sudah kepunyaannya sendiri. Barangkali akhirnya, Jika setia kepada Hyang Widi, Jika dilaksakan dengan sunguh-sungguh, Permintaannya manusia. Diakhirat tentu akan menjumpai, Balasan hati yang mulia.

5. Jalma luwih médharakén mamanis, Kang cinatur Kitap Tafsir Alam. Tinétépan upamane : Ingkang ségara agung, Lawan papan kang tanpa tulis, Tunjung tanpa sélaga, Sapa gawe iku ? Kalawan jénénging Allah, Lan Muhammad anane ana ing éndi ? Ywan sirna ana apa ?

Manusia terpilih menyampaikan perihal kemuliaan, Yang dibicarakan dalam Kitab Tafsir Alam. Ditetapkan misalnya : Samudra yang luas, Dan tempat yang tidak bertulis, Teratai yang tidak berkuncup, Siapa yang membuat ? Dan nama Allah, Dan Muhammad dimana adanya ? Bila lenyap apa yang masih ada ?

6. Damar murup tanpa sumbu nénggih, Godhong ijo ingkang tanpa wéksa, Modin tan ana bédhuge, Sétek pisan wus rampung, Tanggal pisan purnama sidi, Panglong grahana lintang, Iku sémunipun, Kang sampun awas ing cipta.  Aja sira katungkul maca pribadi, Takokna kang wus wignya.

Pelita menyala tanpa sumbu, Daun hijau tanpa pohon, Modin tanpn bedugnya (modin = juru azan), Sekali singgung sudah tamat, Tanggal satu bulan purnama, Panglong gerhana bintang. Itulah lambang (simbol), Manusia yang sudah waspada akan ciptanya. Jangan selalu membaca sendiri saja. Tanyakanlah kepada yang sudah sidik (arif).

7. Lawan sastra adi kang linuwih, Lawan Kur’an pira sastra nira, Estri priyadi tunggale, Lawan ingkang tumuwuh, Sapa njénéngakén sireki ? Duk sira palakrama, Kang ngawinkén iku ? Sira yen bukti punika, Sapandulang yen tan wéruha, sayékti Jalma durung utama.

Dan sastra indah utama yang tertinggi, Dan Al Qur’an berapa sastranya ? Wanita dan laki-laki utama ada perapa jumlahnya ? Dan berapa jumlah yang tumbuh ? Siapa yang memberi nama kepadamu ? Waktu kamu menikah. Siapa yang menikahkan ? Kalau makan siapa yang menyuapi ? Jika belum mengetahuinya, sebenarnya, Belum menjadi manusia yang utama.

8. Lawan angangsu pikulan warih,  Amek géni pan nganggo dédamar, Kodhok angémuli lenge, Rangka manjing ing dhuwung, Miwah baita mot ing jladri, Kuda ngrap ing pangéngan, Lan gigiring punglu, Tapake kuntul anglayang, Kakang mbarép miwah adhine wuragil, Tunjung tanpa sélaga.

Mencari air membawa sepikul air, Mencari api membawa pelita, Katan menyelubungi liangnya, Sarung masuk kedalam keris, Dan sampan berisi samudra, Kuda melonjak dimuka pandangan, Punggung peluru, dimana ? Bekas kuntul yang melayang-layang, Kakah si sulung , adik si bungsu, Teratai tidak berselaga (kelopak).

9. Lawan siti pinéndhém ing bumi, Miwah tirta kinum jroning toya, Lawan sréngenge pinepe, Lawan géni tinunu, Pan walanjar dereng akrami, Prawan adarbe suta, Ndhog bisa kaluruk, Jéjaka rabine papat, Pan wong mangan sabén dina-dina ngélih, Lawan mangan sapisan (pan wus marém).

Dan tanah yang tertanam dalam bumi, Atau air yang terendam dalam air, Dan matahari yang dijemur, Dan api yang dibakar, Serta janda yang belum pernah kawin, Gadis yang telah berputra, Telur dapat berkokok, Jejaka (bujang) beristeri empat, Dan orang makan setiap hari tetap lapar, Serta makan sekali sudah puas.

10. Pan wus marém, miwah alam tafsir, Den wéwijang jroning sasmita, Apan puniku sémune. Ingkang samodra agung, Tampa tépi anérambahi.Éndi kang aran Allah ? Tan roro tétélu. Kawulane tanna wikan, Sirna luluh kang aneng datullah jati, Aran sagara Purba.

Dan sudah puas, serta alam tafsir, Diprinci sebagai petunjuk, Itulah lambangnya. Samudra yang luas, Tanpa tepi, meresapi seluruh alam. Manakah yang disebut Allah ? Tak ada lainnya (dua atau tiga).Makhluknya tidak ada yang menyadari,Karena sirna terlarut dalam datullah sejati, Yang disebut lautan kekuasaan.

11. Ana papan ingkang tanpa tulis. Wujud napi artine punika, Sampyuh ing solah sémune, Nir asma kawuleku, Mapan jati rasa séjati, Ing jro pandugeng toya, Marang ing Hyang Agung. Pangrasa sajroning rasa, Syéktine kang rasa nunggal lan urip, Urip langgéng dimulya.

Ada tempat yang tak bertulisan. Kosong mutlak artinya itu, Dalamnya lenyap terlarut dalam segala gerak dan semu. Hapus sebutan Aku karena, Masuk kedalam inti rasa sejati. Didalam tiada bangun (sadar), Kediaman Hyang Agung, Perasaan masuk kedalam rasa, Sebenarnya rasa sudah bersatu dengan hidup, Hidup kekal serba nikmat.

12. Sasmitane ingkang tunjung putih, Tanpa slaga inggih nyatanira, Rokhilafi satuhune. Datullah ananipun, Yeku sabda ingkang arungsit. Iku pan bangsa cipta, Hananira iku. Tandha kang darbe pratandha. Kang sumendhe, aja angrasani Gusti, Purwane munggweng wara.

Isyarat teratai putih, Tak berkelopak ialah kenyataan. Ruhilafi sebenarnya. Itulah adanya datullah, Itu, sabda yang sangat pelik. Itu kan perihal cipta, Adanya itu. Tanda yang mempunyai pertanda. Harus berserah, jangan mempercakapkan Tuhan, Mula hanya berpangkal pada ajaran saja.

13. Damar murup tanpa sumbu nénggih, Sémunira urup aneng karsa. Dat mutlak iku jatine ! Anglir tirta kamanu, Kadi pulung sarasa jati, Aranira iku. Nur Muhammad nuksma rasa, Rasa jati punika ingkang sayékti. Ya Allah, ya Muhammad.

Pelita menyala tidak ada sumbunya, Itu prlambanga nyala pada kehendak. Dat Mutlak itu sebenarnya ! Seperti air yang bercahaya.  Seperti wahyu dengan rasa sejati. Itulah bentuk tunggal, Yang disebut itu. Nur Muhammad menjelma menjadi Rasa. Rasa sejati itu sebenarnya. Ya Allah, ya Muhammad.

14. Godhong ijo tanpa wréksa iki, Semunira ing masalah ing rat, Lah iya urip jatine. Dudu napas puniku, Dudu swara lan dudu osik, Dudu paningalira, Dudu rasa pérlu, Dudu cahya kantha warna, Urip jati iku, nampani sakalir, Langgéng tan kéna owah.

Daun hijau tidak berpohon, Itu lambang masalah alam. Yaitu hidup sejatinya. Bukan nafas itu, Bukan swara dan bukan gerak batin, Bukan pemandangan, Dan bukan rasa syahwat, Bukan cahaya, bangun atau warna. Itulah hidup sejati, yang menerima segala persaksian, Kekal tan ada ubahnya (tak dapat berubah).

15. Pasémne kang modin puniki, Pan bédhuge muhung aneng cipta, Iya ciptanira dhewe. Nanging sira puniku, Pan ingakén sulih Hyang Widi. Cipta iku Muhammad, Tinut ing tumuwuh. Wali, mukmin datan kocap. Jroning cipta Gusti Allah ingkang mosik, Unine : rasulullah.

Yang dilambangkan oleh modin itu, Karena akal berperanan bedug juga, Ialah akalmu sendiri. Akan tetapi kamu itu, Sebenarnya mewakili Hyang Widi juga. Akal itu Muhammad, Pemimpin hidupmu. Wali, mukmin tak disebut, Dalam cipta Allah yang bergerak, Suaranya rasulullah.

16. Lamun ménéng Muhammad puniki. Ingkang makmum apan jénéngira. Dene ta génti arane, Yen imam Allah iku, Ingkang makmum Muhammad jati. Iku rahsaning cipta, Sampurnaning kawruh. Imam mukmin pan wus nunggal, Allah samar Allah tétép kang séjati, Wus campuh nunggal rasa.

 Jika diam Muhammad itu, Yang makmum ialah kamu sendiri. Jika berganti nama, Allah sebagai imam, Yang makmum ialah Muhammad sejati. Itulah intisarinya cipta, Kesempurnaan ilmu. Imam mukmin sudah bersatu, Allah bayangan dan Allah tetap yang sejati, Sudah bercampur bersatu rasa.

17. Ingkang ngawinakén sira iki, Iya Allah ngawinakén sira, Muhammad dadi waline, Jabrail Sahidipun. Sira kawin sajroning masjid, Saksine Johal Awal. Allah apulangyun, Pulangyun sajroning cipta. Sir kawine apanta ilmu Séjati, Iku sampurnaning Dat.

Yang mengawinkan kamu itu, Ialah Allah yang mengawinkan kamu, Muhammad jadi walinya, Sahidnya Jibril. Kamu kawin didalam masjid, Johar Awal saksinya. Allah telah bersatu, Bersatu dalam cipta. Maskawinnya ialah Ilmu Sejati, Itulah kesempurnaan Dat.

18. Sira nginum lan bukti puniki, Ilmuning Dat iku sayéktinya, Dat Mutlak iku arane. Yen sira wus angetung, Muhung Suksma kang bangsa urip, Urip ara Pangeran, Tan roro tétélu. Cahyane Ciptaning rasa, Rasanira asilém jroning jaladri, Urip langgéng dimulya.

Kamu minum dan makan itu, Ilmunya Dat itu yang sebenarnya, Dat mutlak itu namanya. Jika kamu sudah menghitung, Hanya Suksma yang tergolong hidup, Hidup sebetulnya Tuhan, Tiada dua atau tiga, Cahaya dari cipta dan rasa, Rasamu terselam dalam lautan, Hidup yang abadi dan mulia.

19. Ingkang bangsa suwara puniki, Ilmuning Dat lawan kanthi Allah, Ya iku tétép tapane. Sirnane roro iku, Sampurnaning panyipta jati. Iki sajroning rasa, Rasa apulangyun, Apulangyun rasaning rat. Sajroning rat sarira kahanan urip, Pan urip sajroning rat.

Yang tergolong ucapan itu, Ilmunya Dat serta dengan kehendak Allah, Yaitu yang kuat tapanya (tirakat). Sirnanya kedua hal itu, Kesempurnaan pencita sejati, Itu didalam rasa, Rasa yang bersatu, Bersatu dengan rasa alam. Dalam alam diri sendiri tersaksikan sebagai hidup, Dan hidup didalam alam.

20. Mulaning rat pyuh dadya kakalih, Apan kadi suksma jroning toya, Luwih angel péngrétine. Yen sira wus andulu, Jroning laut kang purweng jati, Iku sabdaning tingal, Sampurneng pandulu. Sirnaning rasa samudra, Ing sagara Purba ingkang anamadi, Gumlaring pramuditya.

Awal mulanya dunia terbagi menjadi dua, Ibarat suksma didalam air, Lebih sulit menyelaminya. Jika kamu sudah melihat, Dalam lautan kekuasaan yang sejati, Itulah firman yang terlihat, Kesempurnaan penglihatan. Sirnanya rasa samudera. Didalam samudera kekuasaan yang menyelubungi, Tergelarnya alam semesta.

21. Tégése laku satindak iki, Ananira ingkang Johar Awal, Rasa Nur jati uripe. Ananing urip iku !! Anging Allah sifate Urip, Nunggal kahananira, Iku jatinipun. Uripnya padha kang ana, Ananing Hyang ingkang tansah anglimputi, Nadyan sasipatira.

Atinya laku perjalanan ini, Adanya dari Johar Awal,Dari Rasa Nur sejati hidupnya. Adanya hidup itu ! Yaitu Allah sifatnya hidup, Bersatu dengan keadaanmu, Iku yang sebenarnya, Adanya Tuhan yang selalu menyeliputi, Meskipun hanya sifat-Nya.

22. Tégése ménéng amangun éning, Ananira manuksma ing rasa, Rasa karsa sejatine. Iku suksmaning laut. Solah bawa sampun manunggil. Mapan solahing Allah, Ananira iku. Saosike iku Allah, Ingkang mobah, amurba mi seseng dhiri, Nyrambahi kang gumélar.

Artinya diam menciptakan kesunyian, Keadaamu merasuk didalam rasa, Rasa dan kehendak yang sejati. Itulah samuderanya suksma. Gerak gerik yang sudah bersatu. Dalam gerak Allah, Keadaanmu itu. Segala gerak itu Allah, Yang bergerak, mengusai diri, Melimputi semua yang tergelar

Selasa, 25 Desember 2018

Menuju Masa Tua

*"MENUJU MASA TUA"*

*1. Sisa umur ini pendek,*
"selagi selera.....makanlah"
"selagi layak........pakailah"
"Selagi manfaat......belilah"
"Selagi bisa........berbagilah"
"Silaturahmi......lakukanlah"
*Nikmati hidup apa adanya.*

*2.* Dulu kita berusaha, utk memiliki. Kini saatnya untuk melepas, harta, tahta, anak, istri semua akan kembali kepada-NYA. *Bahagia terletak pada keikhlasan.*

*3.* Sehari berlalu, umur berkurang, berbuat baiklah karena *kita tidak tahu kapan akan dipanggil.*

*4.* Hidup ini sangat singkat dalam sekejap kita mulai tua dan *pasti masuk pusara..*

*5.* Jangan tengok ke atas akan selalu kurang, tengok ke bawah bisa merasa cukup dan syukuri apa adanya pasti bahagia. *Bersyukurlah..*

*6.* Yang terbaik adalah berbuat  baik, membantu orang lain, *Jangan  menyakiti, latih diri dgn berbaik sangka , agar sehat lahir batin.*

*7.* Kasih orang tua tidak ada batas. Sadarlah, bila anak sakit, orang tua bagai teriris, bila orang tua sakit anak cuma tengok dan bertanya.
Anak-anak memakai uang orang tua seperti keharusan, tetapi orang tua memakai uang anak pasti rikuh. *Cukupilah diri sendiri jangan berharap pemberian anak.*

*8.* Rumah orang tua adalah rumah anak, tetapi rumah anak bukanlah rumah orang tua. *Sadarilah.*

*9.* Orang tua selalu mendoakan anak, tapi anak jarang  mendoakan orang tua. Maka *bekali kubur kita dgn amal yg banyak, jangan bergantung pada doa anak.*

*10.* Kebaikan dan keburukan sebagai ujian dan tdk akan berakhir sampai kita mati. *Sikapi dg syukur dan sabar.*                                                                                                                                                                                 Mamah : Kalau anak anak sudah berkeluarga dan meninggalkan kita, giliran kita untuk kembali memikirkan diri kita sendiri . . .

*Renungan menjelang tua . . .*

*Bila kita tua* ...
Luangkan waktu bersama pasangan anda karena salah seorang drpd kita akan pergi lebih dahulu dan yang masih hidup hanya mampu menyimpan kenangan yg indah.

*Bila kita tua* ...
Akan tiba masanya mau berjalan ke pintu saja susah, sementara masih berkemampuan, jalan2 lah kebeberapa banyak tempat untuk mengingat
kan kita tentang kebesaran Allah, utk mengagumi keindahan ciptaan NYA.

*Bila kita tua* ...
Jangan susahkan  diri *memikirkan anak2 secara berlebihan*.
Mereka akan mampu berusaha sendiri.
Cuma tentukan hutang anda Lunas sebelum meninggal dunia supaya mereka tidak menanggung beban yang anda tinggalkan.

*Bila kita tua* ...
Luangkan waktu  bersama rekan2 lama karena peluang untuk bersama itu akan berkurang dari waktu ke waktu.

*Bila kita tua* ...
Terimalah penyakit apa adanya.  Karena Semua sama,  kaya atau miskin akan melalui proses yang sama, yaitu: lahir bayi, kanak2, dewasa, tua, sakit & mati

*Kata2 nasihat* ...
"Cari kawan yg seperti cermin, kita gembira dia gembira, kita sedih dia ikut sedih.

Selamat menikmati Masa Tua dengan Bahagia ..... 🙏🙏*Bagus sekali, tlg dibaca berulang kali*👍👍👍👍👍

Senin, 24 Desember 2018

Mudahnya Sholat Jenazah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan sholat jenazah.
Rukun Sholat Jenazah

Sholat jenazah memiliki rukun-rukun yang jika tidak dipenuhi, maka sholatnya batal dan tidak dianggap oleh syariat.

Rukun sholat jenazah ada delapan, yakni:
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama
5. Membaca surat Al Fatihah
6. Membaca sholawat Nabi
7. Berdoa untuk jenazah
8. Salam

Tata Cara Sholat Jenazah

Berikut ini tata cara sholat jenazah sesuai dengan urutannya:

1.

Niat Sholat Jenazah

Cara berniat adalah dengan mendengar apa  *kata hati* namun bila dilafadkan sebagai berikut:

Lafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah laki-laki:

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Lafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah perempuan

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Artinya: Saya niat sholat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

*Bacaan Sholat Jenazah*

*1. Takbir pertama*

Setelah takbiratul ihram membaca surat Al Fatihah, yaitu:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Yang Menguasai di Hari Pembalasan
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
Tunjukilah kami jalan yang lurus
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

*2. Takbir kedua*

Setelah takbir membaca sholawat. Yang paling afdhol adalah sholawat ibrahimiyah, yakni:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia

*3. Takbir keempat* Bila jenazah laki laki, boleh membaca doa yang singkat:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia.

Untuk jenazah perempuan, menjadi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

*4. Takbir keempat*

Sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud membaca:

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.

Jika jenazahnya perempuan, maka doanya menjadi:

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

Setelah itu mengucapkan salam:

السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ
 

Kamis, 20 Desember 2018

SUMPAH !!!! MANIS BANGET DAN POLOS CEWEKNYA || PRANK GOMBALIN CEWEK CANT...

Rabu, 19 Desember 2018

Sumpah!!!!! Ini Bikin Baper, Nyanyiin Lagu Romantis Adek Jilbab Biru Ke ...

Social Experiment

https://www.youtube.com/watch?v=g5c5TAwqbsM Disini Pura-pura

https://www.youtube.com/watch?v=g2JoMTP_rXA Disini Bayari

https://www.youtube.com/watch?v=CPni1qRHuOo Disini Nembak

https://www.youtube.com/watch?v=2LkRtaWgL78 Disini Gadis Berjilbab Biru 

Suliyana full album banyuwangian 2018

C99

Yo Rahasia lah wkkwkwkkwkwk 



😁😁😁😁😁😁😁😉😜

KEPO YOOOO HAHAHAHAHA

Monggo dicari di laman yang lain ya!!!
SMANGATTTT



Sholawat


Wayang







Sertifikat



Rabu, 07 November 2018

RANGKUMAN UKBM 3.3 PKN KELAS X

RANGKUMAN UKBM 3

Suprastruktur dan Infrastruktur sistem politik Indonesia

Suprastruktur Politik Indonesia
Dalam menjalankan sistem politik dalam suatu negara diperlukan struktur lembaga negara yang dapat menunjang jalannya pemerintahan. Struktur politik merupakan cara untuk melembagakan hubungan antara komponen-komponen yang membentuk bangunan politik suatu negara supaya terjadi hubungan yang fungsional. Struktur politik suatu negara terdiri dari kekuatan suprastruktur dan infrastruktur. Struktur politik negara Indonesia pun terdiri dari dua kekuatan tersebut.
Suprastruktur politik diartikan sebagai mesin politik resmi di suatu negara dan merupakan pengerak politik yang bersifat formal. Dengan kata lain suprastruktur politik merupakan gambaran pemerintah dalam arti luas yang terdiri dari lembaga-lembaga negara yang tugas dan peranannya diatur dalam konstitusi negara atau peraturan perundang-undangan lainnya.

Inprastruktur Politik Indonesia
Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik dalammasyarakatyang turutberpartisipasi secaraaktif. Bahkankelompok- kelompok tersebut tersebut dapat berperan menjadi pelaku politik tidak formal untuk turut serta dalam membentuk kebijaksanaan negara. Di Indonesia banyak sekali organisasi atau kelompok yang menjadi kekuatan infrastruktur politik, akan tetapi jika diklasifikasikan terdapat empat kekuatan, sebagai berikut.
Partai Politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Pendirian partai politik biasanya didorong oleh adanya persamaan kepentingan, persamaan cita-cita politik dan persamaan keyakinan keagamaan.
Kelompok Kepentingan (interest group), yaitu kelompok yang mempunyai kepentingan terhadap kebijakan politik negara. Kelompok kepentingan bisa menghimpun atau mengeluarkan dana dan tenaganya untuk melaksanakan tindakan politik yang biasanya berada di luar tugas partai politik. Contoh dari kelompok kepentingan adalah elite politik, pembayar pajak, serikat dagang, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serikat buruh dan sebagainya.
Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang bertujuan mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik yang berupa undang-undang atau kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan kepentingan dan keinginan kelompok mereka. Kelompok ini biasanya tampil ke depan dengan berbagai cara untuk menciptakan pendapat umum yang mendukung keinginan kelompok mereka. Misalnya, dengan cara melakukan demonstrasi, aksi mogok dan sebagainya.
Media Komunikasi Politik, yaitu sarana atau alat komunikasi politik dalam proses penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak langsung, baik terhadap pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana media komunikasi ini antara lain adalah  media cetak seperti koran, majalah, buletin, brosur, tabloid dan sebagainya. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, internet dan sebagainya. Media komunikasi diharapkan mampu mengolah, mengedarkan informasi

Lembaga-lembaga negara RI menurut UUD NRI Tahun 1945
Garis besar tugas dan wewenang lembaga negara yang merupakan kekuatan suprastruktur politik di Indonesia adalah sebagai berikut.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945)
Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota DPD dan berjumlah sebanyak 4 X Jumlah provinsi anggota DPD (UU No. 22 tahun 2003)
MPR adalah lembaga negara bukan lembaga tertinggi negara
Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD, melantik presiden dan/atau wakil presiden dan hanya dapat memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3 (1,2,3) UUD 1945).
MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Presiden
Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan calon (Pasal 6 A(1) UUD 1945).
Syarat menjadi presiden lainnya diatur lebih lanjut dalam Undang- Undang pasal 6 (2) UUD 1945 Amandemen.
Kekuasaan presiden meliputi menurut UUD 1945 amandemen adalah sebagai berikut.
Membuat undang-undang bersama DPR (Pasal 5 (1) dan Pasal 20)
Menetapkan peraturan pemeriontah (Pasal 5 (2))
Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10)
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain atas persetujuan DPR (Pasal 11)
Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13)
Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 (1))
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR  (Pasal 14 (2))
Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat kepada Presiden (Pasal 16)
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)
Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 (1) UUD 1945).
Anggota DPR sebanyak 550 orang (UU Nomor 22 tahun 2003).
Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (Pasal 20 (1) UUD 1945).
Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat (Pasal 20A (2) UUD 1945).
Hak anggota DPR hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul/pendapat dan hak imunitas (Pasal 20A (3) UUD 1945).

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa pengelolaan dan bertanggung jawab atas keuangan negara (Pasal 23E (1) UUD 1945).
Hasil pemeriksaan BPK di serahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal 23E (2) UUD 1945).

Mahkamah Agung (MA).
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945).
MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945).

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 (1) UUD 1945).

Mahkamah Konstitusi
Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :
Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD.
Memutus pembubaran partai politik.
Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C (1) UUD 1945)
Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C (2) UUD 1945).
Mahkamah konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan MA, 3 anggota diajukan DPR dan 3 anggota diajukan presiden.

Komisi Yudisial (KY).
KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24B (3) UUD 1945).
KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 (1) UUD 1945).

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD merupakan bagian keanggotan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari setiap provinsi.
DPD merupakan wakil-wakil provinsi.
Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang bertempat tinggal di Ibukota negara RI (UU No. 22 tahun 2003).
DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah dan yang berhubungan dengan  daerah.


Tata kelola pemerintahan yang baik
Good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

Dalam tatakelola pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang bersifat sinergis sebagai berikut.
Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada suatu periode tertentu.
Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik.
Unsur warga masyarakat (stakeholders).

Menurut Laode Ida (2002), tata kelola pemerintahan yang baik memiliki sejumlah ciri dan karakteristik sebagai berikut.
Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-ekonomi
Komunikasi, yakni adanya jaringan multi sistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas
Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), dimana ada upaya untuk mendirikan pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan dan dinamika masyarakat yang tinggi
Keseimbangan kekuatan (balance of force), di mana dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang ada menciptakan dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerjasama
Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan dengan struktur pemerintahan yang mencakup antara lain sebagai berikut.
Hubungan antara pemerintah dan  pasar.
Hubungan antara pemerintah dan rakyatnya.
Hubungan antara pemerintah dan organisasi  kemasyarakatan.
Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat- pejabat yang diangkat (pejabat birokrat).
Hubunganantara lembaga pemerintahandaerahdanpenduduk perkotaan/ pedesaan.
Hubungan antara legislatif dan eksekutif.
Hubungan pemerintah nasional dan lembaga-lembaga  internasional.

Untuk mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut.
Mewujudkan efisiensi dalam menajemen sektor publik, dengan antara lain memperkenalkan teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan administrasi pemerintah negara, dan melakukan desentralisasi administrasi pemerintah.
Terwujudnya akuntabilitas publik, bahwa semua yang dilakukan oleh pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Tersedianya perangkat hukum yang memadai, yakni peraturan perundang- undangan yang mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik
Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap berbagai kebijakan dan atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun dari elemen swasta serta LSM
Adanya transparansi dalam pebuatan kebijakan dan implementasinya, sehingga hak-hak masyarakat utuk mengetahui (rights to information) keputusan pemerintah terjamin.


Partisipasi warga negara dalam sistem politik RI
Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut menguntungkannya.
Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat. Contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku adalah :

Di Lingkungan Sekolah
Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, setiap siswa dapat menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi langsung, antara lain melalui kegiatan sebagai berikut.
Pemilihanketuakelas, ketua OSIS danketuaorganisasi ekstrakurikuler seperti pramuka, pecinta alam, PMR, paskibra dan sebagainya.
Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi ekstrakurikuler yang diikuti.
Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.

Di Lingkungan Masyarakat
Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung dapat ditampilkan warga masyarakat melalui beberapa kegiatan antara lain adalah sebagai berikut.
Forum warga.
Pemilihan ketua RT, RW, kepala desa, ketua organisasi masyarakat dan sebagainya.
Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.
Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi tidak langsung melalui penyampaian pendapat atau aspirasi baik secara lisan ataupun tertulis melalui lembaga perwakilan rakyat atau melalui media massa seperti koran, majalah dan sebagainya. Agar dalam pelaksanaan  perilaku  politik tersebut sesuai dengan aturan, maka harus diperhatikan berbagai ketentuan seperti berikut.
Pancasila dan UUD RI 1945.
Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undang- undang HAM, undang-undang partai politk dan sebagainya.
Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti peraturan RT-RW, Peraturan Desa dan sebagainya.
Norma-norma sosial yang berlaku.

Di Lingkungan Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat kita tampilkan secara langsung di antaranya melalui kegiatan sebagai berikut.
Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden
Pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada)
Aksi demonstrasi  yang tertib, damai dan santun
Sedangkan perilaku politik yang tidak langsung diwujudkan dengan penyampaian aspirasi melalui lembaga perwakilan rakyat, partai politik, organisasi masyarakat dan media massa. Supaya perilaku yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka harus menaati ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
Pancasila
UUD RI 1945
Undang-Undang seperti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2002 tentang Pemilu, Undang-Undang RI Nomor 31 tentang Partai Politik, Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan sebagainya
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Hasil gambar untuk INFRASTRUKTUR POLITIK

Hasil gambar untuk SUPRASTRUKTUR